Kapolres Dairi

Kapolres Dairi

nduma

nduma
Redaksi
Minggu, 14 Februari 2021, 10:00 WIB
Last Updated 2021-12-21T16:06:49Z
Ragam

Seharga Minuman Soda, Tarif PSK di Bangladesh Bikin Nyesek !

 

Membahas soal prostitusi memang selalu menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, terlebih di negara yang masih menganut hokum konservatif. Meski demikian, ada sejumlah negara di dunia ini yang melegalkan adanya aktivitas prostitusi seperti Kosta Rika, Jepang dan Selandia Baru. Bahkan, ada rumah bordil berlisensi yang beroperasi di bawah undang-undang kesehatan dan ketenagakerjaan publik, yang artinya setiap pekerja seks nya mendapat kesejahteraan.

Namun berbeda halnya di negara Bangladesh.  Bisnis prostitusi tumbuh subur di Bangladesh. Lokalisasi dapat dengan mudah dijumpai dan dikunjungi.
Sayangnya pemerintah bangladesh tidak memberikan jaminan ataupun perlindungan bagi para pekerja seksual di negaranya.

Dilansir dari catatan nextshark.com yang melakukan penelitian di kota Kadapara, diperkirakan sekitar 29 ribu anak di bawah umur dipaksa menjadi pelacur. rata-rata dari mereka dijual secara sukarela oleh orang tuanya sendiri demi memenuhi kebutuhan hidup yang kian mencekik.
Kehidupan mereka sungguh jauh dari kata layak, ditambah dengan risiko penularan penyakit yang mengincar mereka kapan saja.

Hal yang menggelitik tentang prostitusi selain alasan atau latar belakang, adalah juga tarif. Menurut data yang dilansir Havocscope, rata-rata upah prostitusi yang paling mahal di dunia adalah di perancis. Percaya atau tidak, tarif servis wanita semalam di sini mencapai sekitar $ 40 ribu atau setara dengan Rp 526 jutaan. Layanan yang ditawarkan sendiri jelas bukan sembarangan, melainkan super mewah. Selain wanitanya cantik, di dalamnya juga termasuk layanan hotel dan juga bisa nonton festival film cannes.

Berkebalikan dengan prostitusi elit di Perancis, di Bangladesh servis wanitanya benar-benar sangat murah, bahkan terlalu murah untuk ukuran orang indonesia. Soal tarif, di sini bisa dibilang yang paling rendah di dunia.

Bagaimana tidak, harganya sendiri rata-rata hanya $0,6 alias Rp 7ribuan per jamnya. Sama seperti harga sebotol kecil minuman soda. Dari tarif itu, pekerjanya sendiri mendapatkan upah $0,18 atau Rp 2300an untuk tiap klien. Sungguh potret yang sangat-sangat memiriskan hati.

 

 

 

Penulis : Augesti Giovani