Demokrat

Demokrat

Domian

Domian

Wahyu Sagala

Wahyu Sagala
Redaksi
Jumat, 12 Maret 2021, 16:03 WIB
Last Updated 2021-12-21T16:06:29Z
Kesehatan

Yuk Kenali Tentang Hipospadia yang Dialami Aprilia Manganang

Atlet voli Indonesia, Aprilia Manganang, tengah menjadi sorotan. Sebab, baru-baru ini beredar pemberitaan yang menyatakan bahwa Aprilia Manganang adalah seorang pria. Padahal, selama ini Aprilia Manganang tergabung dan dikenal sebagai atlet voli putri. Setelah menjalani pemeriksaan, diketahui Aprilia ternyata mengidap kelainan yang disebut dengan hipospadia. Apa itu? 

Hipospadia merupakan sebuah kelainan yang ditandai dengan keanehan letak uretra. Dalam hal ini, letak uretra atau lubang kencing bayi laki-laki terlihat tidak normal. Normalnya, uretra terletak di ujung penis. Namun, pada bayi laki-laki pengidap hipospadia, uretra berada di bagian bawah penis. Sebenarnya, kondisi ini tidak boleh diabaikan begitu saja dan harus segera mendapat penanganan medis.

Gejala, Penyebab, dan Diagnosis Hipospadia 

Hipospadia merupakan kelainan bawaan sejak lahir. Kondisi ini menyebabkan bayi laki-laki memiliki letak uretra yang tidak normal, yaitu berada di bagian bawah penis. Hipospadia yang tidak ditangani disebut bisa menyebabkan bayi kesulitan buang air kecil bahkan berhubungan seksual saat dewasa kelak. Karena letak lubang kencing yang tidak normal, bayi dengan hipospadia bisa mengalami gejala seperti percikan urine tidak normal saat buang air kecil, kulup yang hanya menutup bagian atas kepala penis, serta bentuk penis yang melengkung ke bawah. 

Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab hipospadia. Namun, kondisi ini diduga terjadi karena perkembangan saluran lubang kencing (uretra) dan kulup penis terganggu selama berada di dalam kandungan. Selain itu, ada beberapa faktor yang katanya bisa memicu kondisi ini, seperti mengandung pada saat 35 tahun ke atas, mengidap obesitas atau diabetes saat hamil, terpapar asap rokok selama hamil, menjalani terapi hormon untuk merangsang kehamilan, memiliki riwayat keluarga dengan gangguan sama, serta terlahir secara prematur. 

Secara umum, kondisi ini bisa diketahui melalui pemeriksaan fisik setelah bayi dilahirkan. Namun, ada kondisi parah yang menyebabkan hipospadia sulit untuk dideteksi sehingga membutuhkan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan genetik dan uji pencitraan. Hipospadia yang parah harus ditangani dengan prosedur operasi, untuk menempatkan lubang kencing ke posisi seharusnya. Selain itu, operasi juga dilakukan untuk memperbaiki kelengkungan penis. 

Ada beberapa komplikasi yang bisa muncul jika hipospadia pada bayi laki-laki tidak ditangani. Kondisi ini menyebabkan masalah berkemih pada bayi hingga mengganggu aktivitas seksualnya saat dewasa karena mengalami kelainan bentuk penis serta gangguan pada saat ereksi. Hal ini kemudian bisa menyebabkan pengidap hipospadia kesulitan memiliki anak. Namun, biasanya fungsi seksual pengidap gangguan ini akan kembali normal setelah operasi. 

Bisakah kondisi ini dicegah? Sebenarnya ada beberapa langkah yang bisa dicoba untuk menurunkan risiko hipospadia, di antaranya menghindari merokok dan konsumsi alkohol saat hamil, hindari paparan pestisida, menerapkan pola hidup sehat, serta mempertahankan berat badan ideal. Ibu hamil juga disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan untuk mendeteksi kelainan janin secepat mungkin. 

Sumber : Mengenal Hipospadia yang Dialami Aprilia Manganang