Demokrat

Demokrat

Domian

Domian

Wahyu Sagala

Wahyu Sagala
Jumat, 28 Januari 2022, 17:49 WIB
Last Updated 2022-01-28T11:19:25Z
Daerah

Berbiaya Rp 600 Juta, Proyek DAK di Dairi Belum Rampung

Foto : Agus Kacaribu Kabid Cipta Karya di dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Dairi

DAIRI - nduma.id

Proyek pembangunan peningkatan Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) jaringan perpipaan di desa Lae Markelang Kecamatan Siempat Nempu Hilir Kabupaten Dairi, Sumatera Utara hingga kini tak kunjung selesai.

Sesuai papan proyek, masa kerja dimulai bulan Agustus hingga Oktober 2021 lalu.

Pekerjaan bersumber dari Dana Alokasi Khusus tahun 2021, dengan nilai kontrak Rp. 627.000.000,- termasuk PPN dan PPh, di laksanakan Kelompok Swadaya Masyarakat Sada Roha.

Nomor kontrak 03.02/PPK/SPAM-DAK/2021 tanggal 23 Agustus 2021.

Natanael Bangun, Pejabat pembuat komitmen membenarkan proyek itu belum rampung hingga sekarang, uang juga sudah di transferkan seluruhnya ke rekening kelompok.

Meski demikian di yakini dana itu belum seluruhnya di pakai.

Dia yakin sebahagian uang masih tersimpan di rekening kelompok.

"Yang termin ketiga itu belum dipakai masih di rekening kelompok," ujar Natanael dikantornya, Jumat (28/01/2022).

Pihaknya memberi perpanjangan waktu pekerjaan hingga akhir Januari 2022.

"Janji mereka sampai akhir Januari ini," sebut Natanael. 

Diterangkan ada 177 rumah tangga yang mendapat manfaat dari proyek itu.

Sementara sejumlah warga penerima manfaat protes terkait pekerjaan.

Mereka menduga pelaksanaan tidak sesuai Rencana Kerja Masyarakat khususnya tekait bahan pipa, kedalaman penanaman pipa. Bahkan di sebahagian titik, penyangga pipa terlihat memakai kayu.

Boru Hotang warga Desa Lae Markelang mengaku 3 hari lalu air yang di salurkan kerumahnya tidak jalan, setelah dilaporkan air baru mengalir. 

"Orang lain sudah jalan tapi air kami enggak jalan, melapor aku baru di jalan air," kata perempuan paruh baya itu, Kamis (27/1/2022).

Warga lainnya mengaku tidak di undang saat sosialisasi, sehingga pekerjaan di nilai tidak transparan.

Warga bermarga Pandiangan menyebut desanya sudah mendapat proyek air minum sebanyak 3 kali.

" Tahun 92 itu dari PDAM, sekitar tahun 2014 atau 2015 dari Pamsimas itulah sumber air ke dua, terus datang lagi dana rehap dari Pamsimas dibuatlah bak yang di belakang kantor desa tapi enggak berfungsi, baru inilah tahun 2021 masuk lagi dana DAK," ujar pria berambut ikal itu.

Dari proyek tahun 2021 itu, dikatakan hanya sebahagian mendapatkan  saluran air baru.

"Sebagian pipa proyek ini masih pakai pipa yang lama, cuma di pasang meteran air aja," sebutnya warga lain bermarga Simbolon.

Terkait pekerjaan yang belum selesai, Agus Kacaribu Kabid Cipta Karya di dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Dairi belum tau pasti apa saja pekerjaan yang belum selesai, di pastikan saat ini pekerjaan sudah hampir rampung.

Rencananya pihaknya dalam waktu dekat akan turun kelokasi melihat proyek pekerjaan.

"Nanti kita petakan lagi nanti jaringan mana yang baru dan mana jaringan lama, yang mana memanfaatkan pipa lama yang mana memanfaatkan pipa baru," ujarnya.

Terkait bahan pipa, pihaknya memastikan bersertifikat. Sementara warga berharap ada pengawasan sebelum di serah terimakan agar mutu baik tidak hanya sekedar air mengalir. (nd1)