Demokrat

Demokrat

Domian

Domian

Wahyu Sagala

Wahyu Sagala
Selasa, 17 Mei 2022, 07:53 WIB
Last Updated 2022-05-18T01:42:47Z
Dairi

PD Pasar Dairi Merugi, Dirut : Pendapatan Bertambah


Data arus kas penerimaan PD Pasar yang di sajikan kepada wartawan. (Foto/Rudi)

DAIRI, Sidikalang - nduma.id

Perusahaan Daerah Pasar Kabupaten Dairi masih merugi dua tahun terakhir.

Data dari laporan perhitungan laba-rugi untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2021 tercatat, tahun 2020 perusahan milik pemerintah Kabupaten Dairi ini merugi sebesar Rp 1,291 Miliar. Kerugian naik menjadi Rp 1,981 Miliar di tahun 2021.

Perhitungan laba-rugi itu berdasarkan laporan Audit Independen dari salah satu Kantor Akuntan Publik bernomor surat 00013/2.1361/AU.2.05/0096-1/1/III/2022 ,  atas Laporan Keuangan PD Pasar Dairi  akhir tahun, 31 Desember 2021.

Laporan laba - rugi PD Pasar Dairi untuk tahun berakhir 2021. (foto/Istimewa)

Direktur Utama PD Pasar Dairi Jhon Tony Sidabutar, didampingi Direktur Umum Lumpin Pangaribuan, dan  Direktur Oprasional Roy Chandra Simanjuntak saat dikonfirmasi wartawan di ruang kerjanya mengaku pendapatan PD Pasar Dairi meningkat dilihat secara arus kas.

Mereka menerangkan data rekapitulasi penerimaan periode tahun 2020 sebesar Rp 2.919.185.501, meningkat menjadi Rp 3.013.151.691,00 di tahun 2021.

"Ada peningkatan secara arus kas, dari penerimaan," kata Direktur Umum Lumpin Pangaribuan, Selasa, (17/5/2022).

Dari data yang disajikan kepada wartawan ada 11 item penerimaan pendapatan usaha PD Pasar Dairi, seperti jasa sewa kios, jasa sewa balerong, jasa sewa stand, jasa sewa fasilitas dari pasar kecamatan, parkir, MCK, kebersihan pasar, penerimaan piutang, pengembalian sewa blok A-B dari Kasda, pendapatan lain-lain, dan jasa giro.

Upaya-upaya peningkatan pendapatan penerimaan dikatakan terus dilakukan.

Seperti peningkatan pendapatan dari MCK yang sebelumnya di tahun 2021 sebesar Rp. 54.898.000,00 meningkat menjadi Rp 88.746.000,00 ditahun 2021.

Di Pasar Sidikalang ada 6 MCK yang beroprasi, namun hanya 2 MCK yang menjadi pendapatan saat ini, dikarenakan 4 MCK lainnya masih terikat masa kontrak.

"Sebelumnya MCK di pasar Sidikalang sudah di kontrak sampai 2024 dengan bayaran 10 juta pertahun. Sekarang sudah kita tingkatkan, kalau yang sudah habis menjadi 42 juta pertahun," kata Lumpin Pangaribuan.

Selain di Pasar Sidikalang, pendapatan dari MCK juga diterima dari 4 pasar lain yang berlokasi di kecamatan

Seluruhnya MCK berjumlah 10 unit namun tahun ini hanya 6 MCK yang masuk dalam penerimaan dikarenakan 4 MCK lainnya belum usai masa kontrak.

Penerimaan lainnya adalah Parkir, Direktur Utama PD Pasar Dairi, Jhon Tony Sidabutar  menjelaskan parkir dikelola masyarakat setempat dengan di ikat kontrak. Dipasar Sidikalang, di hunjuk petugas dengan setoran 1,3 Juta perminggu.

"Sebelumnya itu 3 juta perbulan cuma di pasar Sidikalang," kata Jhon Tony Sidabutar.

Sedangkan di pasar kecamatan di terima sebesar 250 ribu perbulan.

"Di Tiga Baru, Parongil Tigalingga dan Parbuluan 250 perbulan," ujar Jhon Tony.

Para pimpinan PD Pasar itu mengaku mengelola PD Pasar seperti mengurai benang yang kusut. Banyak masalah yang muncul dan harus di benahi. Seperti banyak los yang kosong namun tertera nama.

"Itu mau kita kerjakan tahun ini," kata Chandra.

Selain itu menciptakan potensi unit bisnis juga akan dilakukan, seperti pengolahan limbah dengan merancang mulai dari pemilahan sampah.

" Tapi ini masih uji sample," sebut Chandra.

Kemudian akan menciptakan market place dengan BRI agar pedagang tidak kalah saing dengan pedagang online.

"Jadi kita ciptakan jasa kurir," tungkasnya.

Upaya penataan balerong dan penataan kebersihan pasar juga terus di lakukan meski di hari libur.

Saat ini ada 8 pasar yang di kelola, seperti Pasar Sidikalang, Pasar Sumbul, Pasar Tigabaru, Pasar Parongil, Pasar Pardamean, Pasar Pardomuan, Pasar Parbuluan dan Pasar Tigalingga.

Sedangkan pasar lainnya seperti Pasar Laenjuhar, Pasar Jumat Gajah disumbul, Pasar Kutabuluh, Pasar Bunturaja, Pasar Jumateguh dikatakan tidak di kelola lantaran kondisi dan fasilitas tidak memadai.

"Gak ada lagi pedagang karena fasilitas enggak memadai. Kalaupun berdagang sudah kalah dengan Par along along," kata Dirut.

Jika tidak segera di aktifkan, pasar-pasar ini akan terus terlantar. Nilai asetnya ada tapi terus berkurang. (nd1).