Alfri

Alfri

Halim

Wanseptember

Wanseptember
Rabu, 10 Agustus 2022, 09:01 WIB
Last Updated 2022-08-10T02:15:18Z
Daerah

Proyek di SMP N 1 Siantar Lalai Pengawasan PPK

Pekerja proyek di SMP N 1 Siantar tidak menggunakan APD. (Foto/Ari)

Pematang Siantar - nduma.id

Pelaksanaan proyek pembangunan konstruksi di SMP Negeri 1 Pematang Siantar lalai dari pengawasan.

Pasalnya para pekerja konstruksi di proyek itu sudah mengabaikan aturan keselamatan kerja yang diwajibkan.

Para pekerja konstruksi tak dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD) dan BPJS Ketenagakerjaan.

Lusamti Simamora, PPK Proyek mengaku akan menanyakan terkait BPJS pekerja dengan pimpinan perusahaan.

"Setau kami dari awal kerja mereka sudah menggunakan APD, terkait BPJS saya akan coba pastikan dengan perusahaan besok ya," ucapnya melalui pesan WhatsApp, Selasa (9/8/2022).

Selanjutnya ketika awak media menanyakan kembali terkait pohon yang ditebang di atas lahan proyek itu. 

Lusamti menjawab rencananya akan di manfaatkan untuk pembangunan parkir.

"Kemarin rencana kepsek kalau ada yang bisa dimanfaatkan untuk memindahkan tempat parkir yang harus dibongkar karena lahan pembangunan," jelasnya.

Di SMP Negeri 1 Siantar ini ada dua paket proyek yang sedang proses pembangunan yakni pembangunan ruang laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) sebanyak 4 Ruang.

Proyek pembangunan RKB senilai Rp. 893.308.613,25 dengan nomor kontrak 00137/KONTRAK/SP/1.1.1.1/VII/2022 Tanggal 18 Juli 2022 di kerjakan CV. PB melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).

Pekerjaan diduga tak memelihara kesehatan dan keselamatan kerja (K3), para pekerja tanpa menggunakan perlengkapan seperti kacamata khusus (spectacles), helm pengaman (safety helmet), sepatu karet atau boot (safety shoes) dan rompi (vests).

Begitu pula dengan pelaksana proyek pembangunan ruang Laboratorium IPA yang dikerjakan CV. FDjL dengan total anggaran dana APBD Kota Pematang Siantar sebesar Rp. 202.950.871,24, juga tak melengkapi pekerja dengan APD dan BPJS bahkan tak memasang plang proyek.

"Jangankan BPJS bang, pengawasnya saja jarang datang ke sini," sebut salah satu pekerja.

Pria berbadan tegap itu mengaku belum pernah melihat pengawas atau dari Dinasan datang ke lokasi, padahal dalam RAB dikatakan terlampir anggaran mobilisasi dan keselamatan kerja. (Ari)