Walikota Siantar di acara Gerakan Ibu Hamil Sehat Kota Pematang Siantar Tahun 2022. (Foto/Ari)
Pematang Siantar – nduma.id
Wali Kota Pematang Siantar dr Susanti Dewayani menghadiri acara Gerakan Ibu Hamil Sehat Kota Pematang Siantar Tahun 2022, yang dilaksanakan di Puskesmas Martoba, Jalan TB Simatupang Kecamatan Sianțar Utara, Kamis (23/12/2022).
Plt Kadis Kesehatan Kota Pematang Siantar dr Yuliana Sara Erika Silitonga dalam laporannya menerangkan, dalam rangka percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan prevalensi balita stunting, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Ibu hamil dari empat kali menjadi enam kali.
Dikatakannya, Gerakan Ibu Hamil Sehat diimplementasikan dalam mewujudkan ibu yang sehat dan berpengetahuan serta mendapatkan pelayanan kesehatan selama kehamilan, sebagai salah satu upaya pencegahan stunting sejak sebelum bayi dilahirkan.
"Sebagai rangkaian peringatan Hari Ibu yang jatuh tanggal 22 Desember, Kementerian Kesehatan mengadakan Gerakan Nasional Bumil Sehat melalui Kampanye ‘Bumil Sehat’," katanya.
Tujuan kegiatan ini adalah menurunkan Stunting dan Angka Kematian Ibu (AKI), meningkatkan kepatuhan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali dan 2 kali di antaranya USG oleh dokter, mengikuti kelas ibu hamil minimal 4 kali, konsumsi tablet tambah darah setiap hari, makan sesuai rekomendasi dan pantau peningkatan berat badan serta melakukan persalinan di fasyankes, mendorong peran keluarga, lingkungan kerja, dan komunitas dalam pendampingan ibu hamil, meningkatkan komitmen dan kolaborasi lintas sektor terkait dalam rangka penyelenggaraan Bumil Sehat, serta menyebarluaskan informasi, edukasi, dan penggerakan melalui sosial media.
Wali Kota Pematang Siantar dr Susanti Dewayani dalam sambutannya menerangkan, Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi.
Stunting juga dipengaruhi oleh status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta ekonomi, budaya, maupun faktor lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan.
Pemeriksaan kehamilan menjadi salah satu intervensi yang dilakukan untuk menghindari resiko terjadinya stunting.
Salah satu faktor resiko yang berkontribusi pada kematian ibu dan stunting adalah anemia pada ibu hamil.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi anemia pada ibu hamil mengalami peningkatan yaitu 37,1 persen di tahun 2013 menjadi 48,9 persen di tahun 2018.
"Gerakan Bumil Sehat diimplementasikan dalam mewujudkan ibu hamil yang sehat dan berpengetahuan serta mendapatkan pelayanan kesehatan selama kehamilan sebagai salah satu upaya pencegahan stunting sejak sebelum bayi dilahirkan," sebut dr Susanti.
Reporter : Ari
Editor : Rudi