Domian

Domian

Wahyu Sagala

Wahyu Sagala
Senin, 27 Maret 2023, 16:25 WIB
Last Updated 2023-03-27T09:31:09Z
LampungMahasiswa

Hutan Rusak, Salah Siapa?

 


Syari Mela Simanjuntak. (Foto/Istimewa)

Lampung – nduma.id


Sebagai sumber daya  alam, hutan mempunyai multi fungsi sangat penting bagi kehidupan. Hutan menjadi sumber kehidupan segala makhluk yang ada di bumi. Hutan memenuhi Kebutuhan pangan dan sandang yang sangat dibutuhkan manusia. Pohon-pohon yang memiliki naungan juga menjadi rumah bagi hewan-hewan dan segala jenis organisme di dalam hutan.


Tajuk pohon yang banyak dan berlapis-lapis pada tanaman yang ada di hutan akan sangat membantu untuk menahan energi potensial air hujan yang jatuh sehingga aliran air tidak terlalu besar, hal ini akan mengurangi kerusakan tanah, baik erosi percikan maupun erosi alur.


Gambar https://shorten.world/Vgptg

Kondisi ini akan membantu kesuburan tanah dan penyerapan air tanah. Segala komponen di dalam hutan memiliki hubungan erat yang tak terpisahkan yang menjadi siklus sumber kehidupan di dalamnya. Jika salah satunya terhenti atau mengalami kegagalan, maka seluruh komponen di dalam hutan tidak akan seimbang.


Hutan Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa besarnya. Kekayaan alam tersebut dikuasai negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Indonesia secara geografis berada di daerah tropis dan di zona peralihan antara Asia dan Australia, mempunyai banyak tipe ekosistem unik yang dipengaruhi oleh kedua wilayah biogeografis tersebut. Indonesia merupakan negara mega biodiversity nomor dua di dunia dicerminkan oleh keanekaragaman ekosistem dan jenis satwa dan flora.


Gambar : https://shoften.world/nDv-u


Dewasa ini akibat berbagai sebab, kekayaan alam tersebut telah mengalami degradasi (termasuk deforestasi) yang luar biasa, tercatat laju degradasi hutan 1,08 juta hektar/tahun selama periode 2000 – 2005 (Departemen Kehutanan, 2009).


Degradasi tersebut telah berdampak pada hilangnya sebagian fungsi kawasan, rusaknya habitat tumbuhan dan satwa liar, juga telah berdampak pada meningkatnya laju kelangkaan/kepunahan tumbuhan dan satwa liar, disamping berdampak luas bagi penurunan kualitas mutu kehidupan dan meningkatnya ancaman bagi kehidupan manusia.


Gambar://https://shorten.world/dkcvr

Kerusakan hutan menyebabkan berkurangnya luasan areal hutan karena kerusakan ekosistem hutan yang sering disebut degradasi hutan ditambah juga penggundulan dan alih fungsi lahan hutan atau istilahnya deforestasi. Penyebab perubahan tutupan hutan yang terdiri dari perladangan berpindah, perambahan hutan, transmigrasi, pertambangan, perkebunan, hutan tanaman, pembalakan dan industri perkayuan.


Selain itu kegiatan illegal logging yang dilakukan oleh kelompok profesional atau penyelundup yang didukung secara illegal oleh oknum-oknum. Pembukaan areal hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit dituding sebagai salah satu penyebab kerusakan hutan. Hutan yang didalamnya terdapat beraneka ragam jenis pohon diubah menjadi tanaman monokultur, menyebabkan hilangnya biodiversitas dan keseimbangan ekologis di areal tersebut.


Beberapa jenis satwa yang menjadikan hutan tersebut sebagai habitatnya akan berpindah mencari tempat hidup yang lebih sesuai. Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit pada areal hutan tropis merupakan salah satu pemicu terjadinya kebakaran hutan dan berdampak negatif terhadap emisi gas rumah kaca.


Dari penjelasan yang telah disebutkan diatas, tak lain dan tak bukan bahwa penyebab kerusakan hutan disebabkan oleh manusia. Ulah manusia yang seolah hanya ingin mengambil hasil hutan sebanyak-banyaknya tanpa tindakan untuk membarui sumber daya sama saja mempercepat umur kehidupan di bumi. Hutan memegang kunci kehidupan yang ada di bumi, jika bumi telah memasuki krisis parah maka tindakan untuk menyelamatkan lingkungan akan semakin sulit lagi.


Saya Syari Mela Simanjuntak sebagai sadar lingkungan ingin mengajak para pembaca untuk menyelamatkan bumi kita. Tindakan kecil yang kamu lakukan dapat menjadi bagian kontribusimu menyelamatkan lingkungan, misalnya dengan mengurangi penggunaan plastic dan lebih menggunakan transportasi umum daripada transportasi Pribadi. Terimakasih.


Referensi: PERMEN LH No. 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup.


Opini Oleh: Syari Mela Simanjuntak

NPM : 2114151033

Instansi : Universitas Lampung

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Bainah Sari Dewi, S.Hut., M.P. IPM.

Editor : Rudi