Demokrat

Demokrat

Domian

Domian

Wahyu Sagala

Wahyu Sagala
Kamis, 04 Mei 2023, 19:46 WIB
Last Updated 2023-05-05T04:01:34Z
DairiDPR RIPertanian OrganikUlang Tahun

HUT 18 PPODA Meriah, Djarot Ajak Kembangkan Pertanian Organik Dairi

 

Djarot Djarot Saiful Hidayat, anggota komisi IV DPR RI saat menjadi juri perlombaan Luah. (Foto/Rudi)

DAIRI, Sidikalang – nduma.id


Sedikitnya 2000 petani organik di Kabupaten Dairi tumpah di Gedung Nasional Jalan Sisingamangaraja Sidikalang Kabupaten Dairi Sumatera Utara, Kamis 4 May 2023.


Mereka merayakan ulang tahun Perhimpunan Petani Organik Dairi (PPODA) yang ke 18 tahun.


Sebagai organisasi petani terbesar di Kabupaten Dairi acara ulang tahun itu berlangsung meriah diwarnai dengan pawai keliling kota Sidikalang dan berbagai perlombaan serta pameran produk organik.


“Saya dari komisi IV mendukung penuh semua program –program PPODA, karena sesuai program pak Jokowi mari kita kembali ke alam, kita lestarikan alam kita dan berangsur-angsur mengurangi pupuk kimia,” kata Djarot Djarot Saiful Hidayat, anggota komisi IV DPR RI.


Djarot satu satunya anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang hadir di acara itu, padahal menurut panitia sejumlah anggota DPRD lain juga di undang.


Kepada wartawan Djarot berharap Program Presiden Jokowi mewujudkan kedaulatan pangan bisa di mulai dari Kabupaten Dairi melalui pertanian organik.


Karena itu Djarot berkomitmen memberikan upaya bantuan terkait tanaman organik di Kabupaten Dairi terutama yang di kelola PPODA.


Djarot juga mendukung adanya peraturan daerah (Perda) perlindungan kepada petani, agar petani lebih bisa berdaya karena ada perlindungan dari pemerintah langsung.


“PPODA ini membangun kedaulatan petani, kemandirian dan kepribadian petani supaya betul-betul mencintai alam lingkungannya dan bisa memberikan hasil pertanian yang berkualitas,” sambung Djarot menjawab pertanyaan wartawan,


Petani organik pawai keliling Sidikalang. (Foto/Istimewa)

Ketua Umum PPODA, Parlindungan Tambunan berharap HUT PPODA dapat menumbuhkan solidaritas diantara anggota mewujudkan Pertanian Organik di Dairi  sebagai upaya memajukan Petani Dairi.


Dia juga berharap pemerintah membantu memberikan dukungan untuk pengolahan pupuk organik seperti alat perajang.


 “Kedepan juga maunya pemerintah menyediakan tempat khusus misalnya market atau pasar dari pada produk organik ini, saat ini pasarnya kita menjajakan door to door, maunya ada secara khusus tempat yang di sediakan pemerintah misalnya untuk produk-produk dari pada organik tersebut,” kata Parlindungan.


Dikatakan pertanian organik sulit berkembang di Kabupaten Dairi di karenakan pemasaran.


“Jadi kalau pun di buat lahan yang lebih luas petani takut kesulitan memasarkan, atau tidak ada pasar. Padahal yang paling utama tanah kita sehat tidak tergantung oleh pupuk kimia, kita hidup selaras alam kesehatan kita juga terjamin dengan konsumsi produk organik,” tuturnya.


Antoni Sihombing, Ketua pelaksana kegiatan berharap melalui HUT PPODA ke 18 ini PPODA semakin memberikan warna dan posisi tawar besar dalam mendorong kebijakan sektor pertanian khususnya pertanian organik atau pertanian selaras alam di Kabupaten Dairi.


“Kedepannya pertanian organik juga mampu menjadi salah satu jawaban dan solusi bagi petani kita dari kondisi saat ini ditengah kesulitan Petani saat ini mendapatkan pupuk akibat kelangkaan dan harga yang sangat  mahal,” kata Antoni dalam laporannya.


Dikatakan sejumlah persoalan masih dihadapi petani seperti akses modal, kelangkaan pupuk dan regenerasi petani yang sangat lambat.


Menyebabkan produktivitas pertanian sangat rendah.


“Usia petani kita saat ini 60%, rata-rata di usia diatas 55 Tahun,” sebutnya.


Persoalan lain disebut adalah hilangnya percaya diri dari petani dimana semakin tergantung kepada pertanian yang instan pemakaian pupuk kimia, dan pestisida kimia yang berlebihan.


Di paparkannya, PPODA merupakan organisasi yang bergerak dalam pengembangan pertanian dan peternakan organik. Berdiri sejak 11  Maret 2005 lalu.


Saat ini ada 104  kelompok petani yang tergabung dalam PPODA dengan total anggota sebanyak 5.360 orang di 12 kecamatan dan 89 desa di Kabupaten Dairi.


Sebagai organisasi petani yang independen dan mandiri, PPODA dikenal aktif memperjuangkan hak-hak petani, keberlanjutan lingkungan dan demokrasi di Kabupaten Dairi.


Peran PPODA dalam mengawasi jalannya pemerintahan sangat berdampak terhadap peningkatan kualitas kebijakan pemerintah daerah yang transparan, akuntabel dan adil.


Prinsip itu yang menjadi referensi PPODA dalam membangun komunikasi dengan pihak eksektuif dan legislatif di Kabupaten Dairi.


Tidak berhenti sampai disitu, anggota PPODA yang tinggal di desa juga terlibat aktif dalam pembangunan di desa melalui musyawarah dusun, musyawarah desa dan musrembang desa yang muaranya adalah meningkatnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pemerintahan desa yang berkualitas sesuai dengan cita-cita Undang-Undang Desa No 6 tahun 2014.


Memilih pertanian yang tidak banyak dipilih masyarakat saat ini tujuannya adalah untuk menyeimbangkan alam dengan mengurangi pengunaan pupuk dan Pestisida kimia secara berlebihan kemudian mengembalikan kearifan local yang sejak dulu telah dilakukan oleh Nenek moyang.


”Sinur na pinahan Gabe na niula Horas Jolma” juga sebagaimana ditungkan dalam dari visi dan misi Perhimpunan Pertani Organi Dairi : “Mewujudkan petani yang berdaulat, mandiri dan sejahtera”.


Perayaan HUT PPODA yang ke-18 di gelar bersama anggota dan mengundang pihak-pihak terkait seperti  Pemerintah Kabupaten Dairi dan Pemerintah Provinsi, kementerian Pertanian, anggota  DPR Pusat, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Dairi, Tokoh masyarakat , Tokoh agama, Mitra NGO dan berbagai Organisasi masyarakat di Dairi.


Mengambil  tema “Pertanian Organik, Wujudkan Kedaulatan Pangan dan Lingkungan”                                            

Dan Sub Tema “Melalui perayaan Ulang Tahun PPODA, kiranya terjalin solidaritas petani  untuk mewujudkan petani yang berdaulat dan mandiri”.


“PPODA  membatasi ke ikut sertaan seluruh anggota yang kurang karena berbagai hal termasuk karena faktor pembiayaan dan juga lokasi yang tidak memungkinkan menampung massa lebih dari 2000 orang. Setiap kelompok mengutus  15 orang dari kelompok mereka,” sebut Antoni Sihombing. 


Penulis : Rudi

Editor : Gib