Demokrat

Demokrat

Domian

Domian

Wahyu Sagala

Wahyu Sagala
Sabtu, 20 Mei 2023, 11:00 WIB
Last Updated 2023-05-21T04:02:45Z
KPUMedanPemilu 2024

SMSI Sumut Edukasi Pemilih Pemula

Gubernur Sumut membuka acara. (Foto/Istimewa).

Medan - nduma.id


Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, membuka Edukasi Pemilih Pemula Menuju Pemilu 2024, di Hotel Le Polonia, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Jumat 19 Mei 2023.


Acara bertema 'Pentingnya Edukasi Pemilih Pemula Menuju Pemilu 2024, Guna Menangkal Hoax dan Ujaran Kebencian'. 


Digelar Pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Sumut, yang dikoordinatori Kabid Pendidikan dan Pelatihan, M. Agus Utama Sinambela.


Pesertanya dari kalangan mahasiswa dan pelajar SMA Kota Medan.


Gubsu di acara itu menekankan pentingnya pemilih pemula bersikap bijak dalam menentukan pilihan untuk 5 tahun ke depan.


"Saya mendorong pemilih pemula atau kaum milenial, untuk bijak menentukan pimpinnya lima tahun ke depan pada Pemilu 2024, baik pemilihan legislatif, pemilih presiden dan pemilihan DPD hingga pemilihan kepala daerah," ujar Edy Rahmayadi.


Edy menyebut pemilih pemula masih murni dan belum mengerti money politik, seperti pemberian bentuk uang, sembako dan lain-lainnya.


Hal itu di nilai Eddy membuat pemilih pemula rawan dipermainkan partai politik, maupun calon legislatif, atau calon kepala daerah di Pemilu 2024.


"Yang masih real atau murni, tidak ngerti sembako. Capek orang ngasih sembako sama kalian, belum tahu itu, kalian belum butuh itu. Kalian masih makan sama orang tua," kata mantan Pangkostrad itu.


"Itu masih idealis, tapi secara psikologis. Orang akan memanfaatkan, mengalur-alur pola pikir kalian. Saya akan mengotak-atik itu semua. Dengan program dan segala macam. Sampai kalian ibha sama dan kalian merasa hebat dimata kalian, semua bisa digunakan," sambung Edy.


Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting, mengapresiasi SMSI Sumut.


Giat itu dinilainya langkah dini memberikan edukasi kepada pemilih pemula tetang politik, menangkal hoax serta ujaran kebencian.


"Untuk bersama-sama mengedukasi soal masalah ini. Kita mengharapkan supaya yang akan datang ini. Kita lebih soft, lebih sempurna dan lebih akrab kita. Jangan dipersoalkan perbedaan tapi persamaan lah yang harus disatukan," kata Baskami.


Politisi senior PDI Perjuangan itu, mengatakan bahwa perbedaan sudah ada sejak lahir. 


Karena, abang dan adik juga berbeda sejak lahir. Tapi, tetap satu dalam keluarga harmonis.


"Jadi, harapan kami, supaya ini dapat terlaksana dengan baik, dan saya yakin pihak KPU dan Bawaslu, akan mengerjakan pemilu ini dengan baik. Pengalaman yang lewat, sudah ada yang tidak baik harus ditinggalkan," sebut Baskami.


Komisioner KPU Sumut, Benget Silitonga mengatakan 50% lebih pemilih pada Pemilu 2024, berasal dari kalangan usia 17 hingga 45 tahun. Hal itu menurut Benget Silitonga, merupakan bonus demografi yang luar biasa.


"Dalam koteks politik elektoral, ini tentu sangat seksi, bagi peserta mau digarap dan bagi kita KPU untuk melakukan edukasi pendidikan pemilih," kata Benget Silitonga.


Benget Silitonga mengungkapkan untuk soal sterategi apa yang dilakukan, dijaman kemajuan teknologi informasi ini. Maka KPU melakukan pendekatan dan penggunaan sosial media. 


"Jadi, mulai sejak Pemilu di luncurkan 1 tahun lalu, kita menggencarkan sosialisasi di media media sosial," tandas Benget Silitonga.


Ketua SMSI Sumut, Erris J Napitupulu, mengatakan peran SMSI memberikan kontribusi pada Pemilu 2024, untuk menangkal berita-berita hoax, yang akan hadapi. 


Sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang benar sesuai dengan fakta.


"Sebagai media, perusahaan media online, disini kita mengajak semua bagi pemilih pemula, untuk menghindari berita hoax. Artinya, sama dengan kata ketua DPRD, bahwasanya pemilu untuk kedepan lebih soft dan tidak ada ujaran kebencian dan lain," kata Erris. 


Penulis : Raden

Editor : Rudi