Halim Lumban Batu

Halim Lumban Batu

Wahyu Sagala

Wahyu Sagala

Pemko Siantar

Pemko Siantar
Senin, 08 April 2024, 18:17 WIB
Last Updated 2024-04-08T11:22:22Z
HidrantKebakaranPemadam KebakaranTaput

Miris, Pengakuan Pedagang Korban Kebakaran di Taput Barang Dijarah Hydrant Tak Maksimal

Bupati Tapanuli Utara meresmikan Hidran. (Foto/Istimewa).

Taput - nduma.id


Tragis benar nasib para pedagang Pasar Onan Tarutung, Tapanuli Utara, saat terjadi peristiwa kebakaran, Minggu malam 7 April 2024 kemarin.


Bagaimana tidak, sejumlah pedagang mengaku barang dagangan mereka ada dijarah orang saat kebakaran terjadi dan petugas pemadam kebakaran dianggap tidak maksimal bahkan dianggap tidak profesional dalam bertindak. 


Hal ini diakui oleh pedagang yang menjadi korban keganasan si jago merah. 


Seperti diceritakan ibu boru Manullang, yang mengaku berdagang rempah dan bahan sembako. 


Ibu berusia 60 tahun ini mengaku selain dirinya, mantunya yang juga berusaha dagang pakaian jadi di pasar ini menjadi korban kobaran api. 


Boru Manullang mengatakan, mengetahui pasar Tarutung terbakar sekitar pukul 10.00 WIB dirinya sempat dilarang anaknya untuk pergi menyelamatkan barangnya kuatir akan keselamatan jiwa. 


Namun dirinya bersiteguh untuk pergi melihat dan berusaha menyelamatkan barang dagangan. 


Dikatakannya, ada beberapa barang dagangan yang bisa dibawa keluar atau diselamatkan dari kios milik mantunya ketempat yang dianggap aman, namun barang tersebut justru ada dijarah ataupun dicuri orang tidak memiliki empati. 


"Pakaian jadi (barang dagangan mantunya)  diselamatkan ke lokasi yang dianggap aman dari kobaran api, namun karena ditinggal untuk mengambil barang yang lain saat kembali justru barang tersebut sebagian sudah raib diambil orang lain," keluhnya dengan tangisan sedih, Senin (8/4/2024).


Senada dikatakan ibu sitorus yang mengaku menjual sepatu. 


Dikatakan Sitorus, dia bersama suaminya tidak berupaya menyelamatkan barang dagangan mereka. 


Menurutnya selain resiko korban jiwa karena kobaran api yang besar, barang yang diselamatkan saat akan kembali mengambil yang lain justru hilang dicuri orang yang tidak bertanggung jawab. 


Selain keluhan kerugian yang dialami akibat barang dagangan habis terbakar, para pedagang mengeluhkan kinerja petugas pemadam kebakaran yang dianggap kurang maksimal bahkan tidak profesional. 


Ada hydrant air yang baru diresmikan bupati di lokasi pasar, namun fasilitas ini tidak digunakan maksimal. 


Saat mobil damkar kehabisan stok air, mereka justru pergi mengisi ulang ke lokasi yang jauh. 


"Kan ada hydrant. Airnya sangat lancar, kenapa pengisian ulang air dilakukan ditempat yang jauh. Apa fungsi hydrant tersebut," ucap Nababan penuh kesal. 


Senada dikatakan Pasaribu, pengisian ulang tangki  damkar melalui hydrant air dilakukan setelah pukul 12.00 WIB, saat api sudah melahap hampir seluruh bangunan pasar. 


"Kita tidak mengerti apakah petugas tidak paham mengoperasikan Hydrant. Padahal bila ketersediaan air bisa dimanfaatkan dari Hydrant mungkin areal pasar yang terbakar tidak begitu meluas" sebut Pasaribu kesal.


Penulis : Tulus

Redaktur : Rudi