Alfri

Alfri

Halim

Wanseptember

Wanseptember
Kamis, 28 November 2024, 16:04 WIB
Last Updated 2024-11-28T10:15:55Z
BanjirDairiDanau TobaEkosistemKonservasiLongsor

Aksi Konservasi, Satgas Penyelamatan Ekosistem Danau Toba Dairi Giat "Menanam Pohon Menanam Kehidupan"

Yuliana Br, Sinaga, Siswa kelas V menanam Pohon Alpukat. (Foto/Rudi). 


Dairi - nduma.id


Event bertajuk "Menanam Pohon, Menanam Kehidupan" digelar di Rumah Tanggal, Bumi Perkemahan Silalahi, Desa Silalahi III, Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Kamis 28 November 2024.


Giat ini dalam rangka peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia, di motori Satgas Penyelamatan Ekosistem Danau Toba Kabupaten Dairi, bekerja sama dengan Inalum, Jasa Tirta, Hariara Institut, dan masyarakat.


Sebanyak 400 batang pohon produktif di tanam di kawasan ini.


"Ada 400 bibit pohon mangga dan alpukat," kata Wilson Mangara Tua Nainggolan, Sekretaris Satgas Penyelamatan Ekosistem Danau Toba Kabupaten Dairi.


Aktivis pecinta lingkungan ini mengatakan peserta peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia itu dihadiri kurang lebih 150 orang yang terdiri dari unsur masyarakat, pemerintah desa, tokoh masyarakat/adat, dan siswa sekolah, juga Perum Jasa Tirta 1, Hariara Insitute, dan Inalum bersama masyarakat Desa Silalahi III. 


Kegiatan ini juga dilaksanakan serentak hari ini di 7 Kabupaten Kawasan Danau Toba yang bermitra dengan BUMN Inalum dan Jasa Tirta.


Kepada wartawan, Wilson mengaku miris dengan bencana longsor dan banjir yang terjadi beberapa hari terakhir khususnya di wilayah  Sumatera Utara .


Menurutnya itu juga dampak dari rusaknya lingkungan.


“Jadi diharapkan memang harus di antisipasi sejak dini. Anak-anak juga di libatkan dan masyarakat harus peduli terhadap lingkungan agar kedepan bagaimana mencegah potensi bencana seperti sekarang ini berkurang,” ujar Wilson.  


Foto bersama usai melakukan giat penanaman pohon. (Foto/Rudi).

Di gelar di Silalahi kata Wilson bukan tanpa alasan.


Itu dikarenakan Silalahi merupakan daerah tangkapan air Danau Toba yang harus di jaga kelestarian lingkungannya.


“Karena disini memang daerah tangkapan air Danau Toba yang harus di pulihkan. Karena  kita lihat banyak juga lahan kritis jadi salah satu upayanya adalah penanaman pohon,” tandasnya.


Melalui kegiatan  itu, pemuda ini berharap bisa menggugah kesadaran bagi generasi muda dan masyarakat untuk terlibat aktif dalam menjaga lingkungan dan kelestarian Danau Toba.


“Kita juga berharap keterlibatan pemerintah dalam merawat lingkungan baik pemerintah daerah, provinsi maupun pusat. Dan mensuport kegiatan-kegiatan lingkungan,” sebutnya.


Kepala Desa Silalahi III, Alex Situngkir mengapresiasi giat itu.


Ia juga berharap agar event-event lingkungan seperti ini bisa terus berkelanjutan


“Terima kasih buat satgas Kabupaten Dairi yang memilih tempat ini sebagai penanaman pohon. Semoga acara kita ini berjalan lancar dan mudah-mudahan Desa Silalahi III bisa menjadi hijau,” katanya.


Senada juga dikatakan Lambok Situngkir, tokoh masyarakat yang juga pengelola lokasi wisata perkemahan di Silalahi.


Pemilik Sanggar Tari Aek Nauli ini berharap pohon-pohon yang ditanam bisa bermanfaat kedepannya khususnya bagi anak-anak generasi kedepan.


“Semoga yang kita tanam hari ini bisa bermanfaat untuk kita khususnya bagi anak-anak kita generasi kita agar bisa Desa kita ini hijau. Dan kedepan bisa berkesinambungan dalam memberikan bantuan. Memberikan perhatian lebih lagi ke masyarakat,” tukas Lambok Situngkir.


Di Kabupaten Dairi, Satgas Penyelamatan Ekosistem Danau Toba ini bertugas untuk menyelamatkan Danau Toba.


Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara pada tahun 2023 kemarin.


Satgas ini ada di 7 Kabupaten Kawasan Danau Toba, Kabupaten Dairi. Kabupaten Toba, Kabupaten Karo, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Humbahas, Kabupaten Samosir dan Tapanuli Utara.


Penulis : Rudi

Redaktur : Son