![]() |
PMKRI bersama Ambassy Norwegian di Kedubes Norwegia , Selasa 6 Mei 2025. (Foto/Istimewa). |
Jakarta - nduma.id
Ketua lembaga ekologi dan masyarakat adat PP PMKRI bersama ketua Lembaga Pemberdayaan Perempuan PP PMKRI, melakukan kunjungan ke kedutaan besar Norwegia pada Selasa, 6 Mei 2025 kemarin.
Dalam kunjungan tersebut PP PMKRI disambut hangat oleh Counsellor, Climate and Forest, kedutaan besar Norwegia, Anja Lillegraven.
Kepada nduma.id ketua Lembaga Ekologi dan masyarakat adat PP PMKRI, Mario Mere, mengatakan bahwa isu perubahan iklim seharusnya menjadi kekhawatiran bersama.
Semangat kolaborasi dalam merawat bumi harus dikampanyekan.
Mario dalam pandangannya menyoroti bahwa salah satu penyebab utama pemanasan global adalah deforestasi.
"Kawasan hutan konservasi dan hutan lindung di Indonesia saat ini dalam keadaan terancam karena program strategis nasional.
Tingkat keseriusan pemerintah dalam hal ini menjadi pertanyaan karena masih saja ada kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada perlindungan dan keberlanjutan ekosistem alam," kata Mario Mere, Selasa, (6/05/2025).
Sebagai organisasi mahasiswa yang dijiwai oleh nilai-nilai kekatolikan, Mario memaparkan pedoman untuk orientasi dan aksi dalam ensiklik Laudato Si' Paus fransiskus.
Ia menekankan pentingnya kebijakan politik pro ekologi di tingkat global, nasional.
"Dan lokal, serta pentingnya dialog antar komunitas dan agama-agama untuk mencapai keseimbangan ekologis," ujar Mario.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Lembaga Pemberdayaan Perempuan PP PMKRI, Kristina Elia Purba, menyatakan bahwa momen pertemuan ini merupakan kesempatan besar baginya karena bisa menyampaikan menyampaikan masalah dan kepedulian terhadap lingkungan dan hutan.
"Deforestasi memang menjadi masalah serius yang perlu ditangani bersama," kata Kristina Purba.
Kristina Purba menyoroti perspektif ekofeminisme, peran perempuan dalam pelestarian lingkungan sangat vital, karena mereka sering kali menjadi penggerak utama dalam keluarga dan komunitas.
Pemberdayaan masyarakat dan edukasi tentang lingkungan dan hutan sangat penting, terutama bagi masyarakat adat yang memiliki hubungan erat dengan alam.
"Kita perlu meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan dan hutan," sebut Kristina.
Kolaborasi antara kaum muda dan kelompok peduli lingkungan, kata Kristina, sangat penting untuk menciptakan perubahan positif.
Gerakan perubahan sekecil apa pun dapat berdampak besar jika dilakukan bersama-sama.
Mari kita terus berjuang untuk menjaga bumi dan tanah yang kita tinggali bersama!
Mrs. Anja Lillegraven, Counsellor for Climate and Forest at the Norwegian Embassy in Indonesia, menyampaikan(In English) bahwa dalam tiga tahun terakhir, deforestasi hutan di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai salah satu negara dengan luas hutan terbesar di dunia, Indonesia berperan penting dalam produksi oksigen global.
Degradasi hutan yang parah dapat memperburuk perubahan iklim dan pemanasan global, yang berpotensi meningkatkan frekuensi bencana alam.
Ia sangat mendukung berbagai kegiatan dan gerakan yang bertujuan menjaga lingkungan dan hutan di Indonesia.
"Dukungan ini mencerminkan pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi masalah lingkungan global," pungkas Kristina.
Penulis : Ari
Redaktur : Rudi