![]() |
Kadis PKP2, Camat Silima Pungga-Pungga, Kepala Desa, Ketua Poktan, Anggota, serta Penyuluh Pertanian saat cek lapangan di Desa Siboras, Kamis 26 Juni 2025. (Foto/Dody). |
Dairi - nduma.id
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Jaya Makmur Sejahtera, Desa Siboras, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Lekson Siahaan mengklarifikasi terkait pemberitaan penjualan ternak. Kamis 26 Juni 2025.
Lekson membenarkan penjualan hewan ternak itu tetapi tidak seluruhnya.
"Benar dijual, tapi tidak semua," kata Lekson.
Dari 10 ekor Kerbau yang kelompoknya terima, hanya 1 ekor yang dijual.
"Satu ekor itu lae yang dijual. Dua ekor memang ada yang mati," terang Lekson.
Jadi dari ke-10 ekor Kerbau yang mereka terima, 1 ekor dijual, dan ada 2 ekor yang mati.
Ketua kelompok tani itu punya alasan yang kuat terkait penjualan Kerbau tersebut.
Dirinya menjelaskan kenapa kelompoknya menjual 1 ekor ternak, itu disebabkan karena dari 10 ekor Kerbau yang mereka terima, 9 ekor betina dan 1 ekor jantan.
Dan 1 dari 2 ekor yang mati tersebut termasuk yang pejantan.
Sehingga ia dan kelompoknya berinisiatif menjual 1 ekor, untuk selanjutnya diganti dengan pejantan.
"Hasil penjualan itu diperuntukkan untuk membeli pejantan," ungkapnya.
Disaksikan Kepala Desa Siboras ia menyampaikan siap bertanggung jawab.
"Kami siap bertanggung jawab," tandas Lekson Siahaan.
Kepala Desa Siboras, Washington Napitupulu menyampaikan kesiapannya untuk memfasilitasi Kelompok Tani Jaya Makmur Sejahtera untuk mendapatkan pengganti pejantan.
"Soal hewan pengganti itu. Saya siap memfasilitasi mereka untuk mendapatkan penggantinya,"
Washington mengatakan sebagai Kepala Desa, dirinya mempunyai kewajiban untuk mengayomi warganya.
"Benar mereka ada menjual 1 ekor ternak. Tapi mereka menjual itu bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk keberlangsungan produktivitas ternak mereka," ujar Kepala Desa Siboras itu.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP2) Kabupaten Dairi, Robot Simanullang juga membenarkan hal tersebut.
Ia juga mengklarifikasi informasi yang di terimanya.
Robot yang datang bersama jajarannya, Penyuluh Pertanian, dan Camat Silima Pungga-Pungga, Edwin Nababan, yang sengaja datang untuk melakukan penelusuran dan cek lapangan langsung terkait penjualan ternak bantuan pemerintah.
"Ia, jadi hari ini kami memang sengaja datang langsung ke Desa Siboras, untuk memastikan kebenaran terkait penjualan ternak bantuan.
Dari hasil cek lapangan, dan pengakuan kelompok tani, diketahui banwa benar ada penjualan ternak bantuan.
"Jadi yang dijual itu hanya 1 ekor kerbau. Bukan 10 ekor seperti laporan yang kami terima sebelumnya," Ujar Robot Simanulang.
"Dan itu pun ternyata ada yang mati, 2 ekor. Salah satunya kerbau pejantan," terang Robot.
Untuk menjamin produktivitas ternak dalam berkembang biak, mereka punya pilihan untuk mengawinkan ternak mereka dengan Kerbau jantan milik orang lain di luar kelompok tani.
Dan setiap 1 ekor Kerbau yang dikawinkan akan dikenakan biaya 2,5 Juta.
Berdasarkan pertimbangan itu, Kelompok Tani Jaya Makmur Sejahtera mengambil inisiatif untuk menjual 1 ekor, dan akan dibelikan pejantan sebagai gantinya.
Dan itu juga diketahui dan disetujui oleh semua anggota kelompok.
"Jadi pertimbangan mereka, biayanya akan sangat memberatkan kalau harus mengawinkan dengan pejantan di luar kelompok," ungkapnya.
"Jadi dari hasil cek lapangan, saat ini ada tersisa 7 ekor Kerbau. Dan mereka siap bertanggung jawab untuk mengganti ternak yang telah mereka jual itu. Karena sesuai juknis, ternak yang dijual memang harus diganti," tandas Kepala Dinas PKP2 itu.
Sebelumnya diberitakan bahwa Kelompok Tani Jaya Makmur Sejahtera, salah satu dari kelompok tani penerima manfaat bantuan dari pemerintah telah menjual 10 ekor Kerbau.
Informasi itu didapat dari laporan masyarakat kepada Dinas PKP2.
Maka dari hasil penelusuran lapangan yang Dinas PKP2 lakukan, jelas sudah bagaimana kebenarannya terkait hal tersebut.
Penulis : Dody
Redaktur : Rudi