![]() |
Bupati Dairi Vickner Sinaga hadir di rapat Penyiapan Caldera Toba thn 2025,dilaksanakan di gedung Raja Inal Siregar,Senin,30 Juni 2025.(Foto / Dok. Kominfo Dairi). |
Dairi - nduma.id
Revalidasi status Toba Caldera sebagai UNESCO Global Geopark pada tahun 2025 menjadi titik balik penting bagi 7 kabupaten di kawasan Danau Toba, sekaligus menjadi Momentum Emas termasuk Kabupaten Dairi.
Melalui rapat koordinasi yang dipimpin Gubernur Sumut Muhammad Bobby Afif Nasution, seluruh daerah berupaya memperkuat sinergi demi menjaga warisan geologi, budaya, dan keanekaragaman hayati Danau Toba. Senin 30 Juni 2025.
Bupati Dairi Ir. Vickner Sinaga didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Rahmat Syah Munthe dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Romedi Bangun, hadir dalam rapat itu.
Rapat itu membahas terkait penyiapan laporan tentang Revalidasi Toba Caldera UNESCO Global Geopark Tahun 2025 yang dilaksanakan di Aula Raja Inal Siregar.
Dalam Laporanya Bupati Dairi Ir. Vickner Sinaga menyampaikan Pemerintah Kabupaten Dairi menyadari bahwa status sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark adalah tanggung jawab sekaligus peluang.
“Melalui laporan ini, kami tegaskan komitmen penuh dalam mendukung proses revalidasi Toba Caldera UNESCO Global Geopark 2025, sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Kabupaten Dairi sebagai salah satu wilayah dalam kawasan Toba Caldera menurutnya memiliki peran penting dalam mendukung keberlanjutan geopark, khususnya melalui pengelolaan geo-site Silalahi Sabungan yang memiliki nilai geologi, budaya, dan pariwisata yang tinggi.
“Mari kita jadikan revalidasi ini bukan sekadar proses administratif, tetapi momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam membangun kawasan Danau Toba sebagai ruang hidup yang lestari, berdaya saing, dan mendunia,” tandasnya.
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution bersama tujuh kepala daerah se-kawasan Danau Toba menyiapkan laporan revalidasi Toba Caldera UNESCO Global Geopark Tahun 2025.
Persiapan dilakukan untuk menyambut kedatangan para asesor UNESCO ke sejumlah geosite yang ada di Kawasan Danau Toba.
Rapat tersebut dihadiri tujuh kepala daerah yakni Bupati Dairi, Tapanuli Utara (Taput), Toba, Simalungun, Samosir, Karo dan Humbanghasundutan (Humbahas), pimpinan OPD Pemprov Sumut, serta instansi vertikal lainnya.
Bobby berharap pada pertemuan ini seluruh daerah yang ada di Kawasan Danau Toba bisa memperkuat koordinasi dan kolaborasi antara pemerintah kabupaten, untuk mendukung seluruh tahapan proses revalidasi secara terpadu.
“Tahun ini kita berupaya untuk bisa meraih kembali Green Card. Kalau boleh tadi ada empat rekomendasi yang kita ketahui bersama tadi untuk ditindaklanjuti,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Sumber Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan Kementerian PPN/Bappenas, Mineral, Togu Santoso Pardede mengatakan geopark merupakan program resmi UNESCO yang dibentuk pada 2015.
Geopark memiliki potensi warisan geologi (geosite) yang bernilai yakni geoheritage, geodiversity, biodiversity, dan culture diversity.
Karena itu perlu memahami, menjaga, dan mencintai warisan yang ada di tujuh kabupaten se-kawasan Danau Toba.
"Saat ini terdapat 229 UNESCO Global Geopark (UGGp) di 50 negara di dunia. Jumlah UGGP terbanyak ada di Tiongkok 49 UGGp, Spanyol 18 UGGp, Indonesia 12 UGGp, Italia 12 UGGp, dan Jepang 10 UGGp," sebutnya.
Penulis : Real
Redaktur : Rudi