![]() |
| Dewi Simatupang, pedagang suvenir khas Batak dipusat keramaian wisata Desa Parsaoran Tomok, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, saat menawarkan dagangan kepada pengunjung wisatawan, Minggu (12/10/2025). (Foto/Junjungan). |
Samosir – nduma.id
Sejumlah pedagang suvenir khas Batak di Desa Parsaoran Tomok, Kecamatan Simanindo, kawasan objek wisata Kabupaten Samosir mengeluhkan sepinya kunjungan wisatawan dalam beberapa bulan terakhir.
Kondisi itu membuat omzet penjualan mereka turun drastis hingga dari biasanya.
Di pusat-pusat keramaian wisata di sekitar Danau Toba, salah satu nya seperti di Desa Parsaoran Tomok, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, terdapat deretan kios yang menjual ulos, patung kayu, gantungan kunci, dan aneka kerajinan khas Batak terlihat sepi pembeli.
Beberapa pedagang bahkan memilih menutup kios karena tidak ada transaksi.
Dewi Simatupang, seorang penjual suvenir khas Batak di Pasar Wisata Desa Parsaoran Tomok, mengaku penurunan jumlah pembeli sudah terasa sejak bulan Juli 2025.
Menurutnya, kondisi ini merupakan yang terburuk sejak ia mulai berjualan di lokasi tersebut.
“Biasanya kalau musim liburan, ramai sekali pembeli. Sekarang jangankan untuk mendapat untung, menutup biaya sewa kios saja susah,” ujar Dewi Simatupang, salah seorang pedagang ulos dan kaos di kawasan Tomok, Minggu (12/10/2025).
Hal senada juga disampaikan Lubis, pedagang patung ukir kayu.
Menurutnya, penurunan jumlah wisatawan sangat berpengaruh pada pendapatan harian.
Jika sebelumnya ia bisa memperoleh omzet hingga Rp1 juta per hari pada akhir pekan, kini hanya berkisar Rp100 ribu bahkan tidak ada pembeli.
“Kami berharap pemerintah daerah lebih serius mempromosikan pariwisata Samosir dan menggelar event rutin supaya wisatawan mau datang lagi,” kata Lubis.
Para pedagang juga menilai perlunya perbaikan fasilitas umum di area wisata.
Mereka percaya kenyamanan wisatawan akan berdampak langsung pada meningkatnya penjualan suvenir.
Diketahui, Samosir yang dikenal sebagai jantung budaya Batak sebenarnya memiliki potensi besar menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Namun, tanpa langkah strategis untuk mendongkrak kunjungan, para pelaku usaha kecil yang bergantung dari sektor pariwisata dikhawatirkan akan semakin terpukul.
Penulis : Junjungan
Redaktur : Rudi
