![]() |
| Tangkapan layar unggahan video saat dokter RSUD Sidikalang melakukan resusitasi kepada pasien. (Foto/Istimewa). |
Dairi - nduma.id
Viral di media sosial (medsos), keluarga pasien mengamuk di RSUD Sidikalang, Kabupaten Dairi.
Dalam unggahan yang beredar yang telah ditonton lebih dari 1 juta kali tersebut, terlihat salah satu keluarga pasien tak terima adiknya meninggal dunia.
Pria di dalam video tersebut menyebut bahwa adiknya meninggal dunia akibat lambannya penanganan pihak rumah sakit.
"Bantu kami, mulai tadi malam ini. Saya katakan adek saya ini mengeluarkan darah ini. Udah setelah mau sekarat baru mau dipegang ini," ucap seorang pria dalam unggahan video akun Facebook Brampu Berampu, yang di lihat nduma.id Minggu (2/11/2025).
Dalam video tersebut terdengar suara pria tak terima dan menuntut pertanggung jawaban pihak rumah sakit.
"Saya tidak terima. Adek saya meninggal. Mulai tadi malam pendarahan adek saya. Ga ada becus. Apanya sabar kak? Inilah pelayanan Rumah Sakit Umum, meninggal adek saya. Harus tanggung jawab. Mulai tadi malam pendarahan adek saya, setelah sekarat baru dipegang," ucapnya dalam video yang beredar.
"Mulai tadi malam adek saya pendarahan dok, hari ini udah mati. Mulai tadi malam jam 12 saya masuk di sini. Mana pelayanannya?" lanjutnya.
Informasi dihimpun, pasien merupakan seorang wanita muda warga Kecamatan Berampu.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama (Dirut) RSUD Sidikalang, dr. Mey Sitanggang menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya pasien, dan menyampaikan kronologi kejadian.
"Kami menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-sedalamnya atas berpulangnya almarhumah.Dan pada kesempatan ini juga RSUD Sidikalang memberikan klarifikasi terkait kejadian dimaksud dengan menjelaskan kronologi kejadian," tutur dr Mey, Senin (3/11/2025).
dr. Mey menjelaskan, pasien berinisial RB (25) tiba di IGD (Instalasi Gawat Darurat) pada tanggal 2 November 2025 dini hari, sekitar pukul 01:07 WIB dengan keluhan muntah darah, demam, batuk selama 3 hari, serta adanya riwayat penyakit hiperteroid.
Selanjutnya dilakukan penanganan oleh dokter IGD dengan memasang infus dan oksigen, pemberian obat, pemeriksaan laboratorium darah, foto Rontgen, serta melakukan terapi untuk menghentikan muntah darah.
Sekitar pukul 05:49 pasien mengeluhkan adanya darah yang keluar dari kemaluannya seusai dari kamar mandi.
"dokter IGD mewawancari pasien atas keluhan adanya darah keluar dari kemaluan dan mengedukasi keluarga pasien dimana obat-obatan untuk menghentikan pendarahan sudah dimasukkan," jelas dr. Mey.
Menurut keterangan yang didapat dari pasien, katanya keluhan keluarnya gumpalan darah tersebut juga dialami pada 2 Minggu sebelumnya, dan sudah dialami dalam beberapa tahun terakhir.
Selanjutnya pada pukul 08:26 dokter IGD melaporkan kepada dokter spesialis penyakit dalam, dan dokter kembali mengedukasi keluarga terkait penanganan lanjutan.
Siang harinya keluarga pasien melaporkan bahwa darah keluar lagi dari kemaluan pasien, dan dokter IGD menghubungi dokter spesialis terkait tindakan USG.
Setelah dilakukan USG dan menjelaskan hasilnya kepada keluarga, pada pukul 13:50 pasien kemudian dipindah ke ruang rawat inap dan dikontrol oleh bidan dan dokter spesialis penyakit dalam.
Pada pukul 15:50 saat bidan hendak kembali memberikan obat, diketahui kondisi pasien semakin menurun, kemudian melaporkan hal itu kepada dokter IGD dan selanjutnya dokter melakukan tindakan resusitasi (prosedur medis darurat.red).
Setelah melakukan upaya yang intens, nyawa pasien tetap tidak dapat tertolong dan pasien dinyatakan meninggal dunia pada pukul 16:32 WIB.
dr. Mey juga menegaskan bahwa penanganan yang dilakukan sudah sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur.red) dan tidak ada pembiaran yang dilakukan oleh pihak RSUD Sidikalang.
"Sudah pak. Tidak ada pembiaran," tegas Dirut RSUD Sidikalang itu.
Penulis : Dody
Redaktur : Rudi
