Demokrat

Demokrat

Domian

Domian

Wahyu Sagala

Wahyu Sagala
Redaksi
Senin, 11 Januari 2021, 17:20 WIB
Last Updated 2021-12-21T16:06:57Z
Ragam

Pesawat Boeing 737 Sudah Diingatkan Sebelumnya Oleh FAA Rawan Mati di Udara

Awal tahun 2021 menjadi duka bagi dunia penerbangan. Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten pada Sabtu 9 Januari 2021 pukul 14.36 wib.




Berdasarkan informasi yang didapat, kontak terakhir dengan pesawat Sriwijaya Air jenis Boeing 737-500 terjadi pada pukul 14.40 wib hanya berselang 4 menit setelah take-off. 


Dalam konfrensi pers yang digelar pada sabtu malam Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan kepada awak media pada pukul 14.37 wib pesawat Boeing 737-500 masih terpantau pada ketinggian 1.700 kaki. Pesawat tercatat sempat mengontak Jakarta Approach dan diizinkan menuju ke ketinggian 29.000 kaki.


Pada pukul 14.40 wib dari Jakarta melihat Sriwijaya tidak ke arah 075 derajat melainkan ke barat laut. Tidak lama kemudian, dalam hitungan detik pesawat sriwijaya sjy-182 hilang dari radar.


Pesawat menangkut 62 orang yang terdiri dari 12 awak kabin dan 50 penumpang diantaranya 40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi. 


Namun, tipe pesawat Sriwijaya Air Boeing 737-500 sebelumnya telah diperingatkan rawan mati mesin di udara.


Di mana regulator penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA) pernah menerbitkan peringatan kepada maskapai-maskapai di AS yang mengoperasikan jenis pesawat Boeing 737 Next Generation (NG) dan classic.


Dikutip dari kompas.com, jenis pesawat tersebut, yakni b737 ng (seri 600, 700, 800, dan 900) dan classic (seri 300, 400, 500), juga banyak dipakai oleh maskapai di Indonesia. 


Seperti misalnya Garuda Indonesia yang mengoperasikan b737-800, Lion Air dengan b737-800 dan -900, dan Sriwijaya Air dengan b737-500 dan -800.


Menurut FAA, di dalam mesin pesawat CFM56 yang dipakai oleh b737 ng dan classic, yang tidak beroperasi selama tujuh hari berturut-turut atau lebih, ditemukan korosi (karat) di bagian air valve check.


Jika terdapat korosi, maka bagian mesin tersebut harus diganti sebelum pesawat kembali beroperasi.


FAA mengatakan bahwa imbauan tersebut diterbitkan setelah setidaknya ada empat laporan mati mesin yang dialami b737.


Boeing sendiri selaku produsen pesawat b737, mengatakan bahwa pihaknya telah memberitahu seluruh maskapai operator b737 di seluruh dunia, untuk menginspeksi pesawat masing-masing, terutama yang disimpan atau jarang diterbangkan karena sepinya penumpang akibat pandemi covid-19, valve mesin jadi lebih mudah berkarat


Pesawat Sriwijaya Air jenis boeing 737-500 diketahui sudah berusia 26 tahun, namun piihak Sriwijaya Air mengatakan pesawat dalam keadaan baik dan layak terbang. Sempat delay selama 30 menit yang seharusnya pesawat berangkat pukul 14.30 wib bukan karena kondisi pesawat yang rusak melainkan cuaca buruk dan tidak memungkinkan pesawat lepas landas.



Penulis: Augesti Geovani