SMSI

SMSI
Redaksi
Selasa, 09 Maret 2021, 11:23 WIB
Last Updated 2021-12-21T16:06:31Z
Nasional

Miris! Pengunjung Beri Makan Kudanil dengan Sampah Botol Plastik

JAWA BARAT - Viral video pengunjung yang memberikan makan kuda nil dengan sampah botol plastik. Pihak Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Bogor, Jawa Barat kembali menanggapi video tersebut, bahwa tindakan pengunjung itu berbahaya.

Humas Taman Safari Bogor Yulius H. Suprihardo menjelaskan, cara wisatawan itu membahayakan nyawa kuda nil. Sebab, jika satwa besar itu menelan botol plastik maka akan bisa mati. Namun, beruntung, kuda nil tersebut kembali memuntahkan botol plastik yang nyaris ditelannya.

"Saat ini satwanya aman karena kuda nil memuntahkan kembali. Padahal, kalau sampai tertelan bisa menyebabkan kematian kan botol mineral terurai ratusan tahun. Jadi, yang dilempar satu botol mineral dan juga tissu tapi semua sudah terbuang tidak tertelan," kata Yulius dikutip pada Selasa, 9 Maret 2021.

Yulius mengimbau agar para pengunjung mematuhi segala aturan dengan tidak menyakiti satwa. Pengunjung harap diminta agar tidak sembarangan membuang sampah.

"Prosedurnya tertulis tidak boleh buang sampah, tidak kasih makan. Harusnya ikutin aturan ada tulisan jelas tidak boleh kasih makan satwa. Itu jual wortel di pinggir jalan biar bisa interaksi dengan satwa, tapi kenapa mereka malah lempar botol," ujar Yulius.

Yulius juga menyampaikan pihaknya akan menindaklanjuti kasus pengunjung yang memberi makan  botol plastik. Dia mengatakan, petugas sempat mencari pengunjung tersebut, namun yang bersangkutan sudah keluar dari area Taman Safari.

"Kami tetap menindak lanjuti kasus ini. Namun apapun bentuknya kami menunggu keputusan head office," ujar Yulius. Dia menambahkan, kejadian tersebut terjadi pada Minggu sore, 7 Maret 2021. Hal yang terpenting kondisi kuda nil saat ini aman.

"Kita juga ada asas praduga tak bersalah tapi ya yang penting hewannya aman nyaman," kata Yulius.

Dia mengimbau agar masyarakat bisa melindungi satwa langka yang berada di konservasi. Kemudian, ia berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi di Taman Safari maupun lokasi lain.

"Kita lembaga konservasi ya ingin kembangbiakan satwa tapi ada oknum begitu. Padahal, bisa baca sign (lambang) kita gitu. Saat ini akan menelusuri jangan sampai kejadian tempat lain karena satwa milik negara," tuturnya.