Halim Lumban Batu

Halim Lumban Batu

Wahyu Sagala

Wahyu Sagala

Pemko Siantar

Pemko Siantar
Jumat, 02 Februari 2024, 12:02 WIB
Last Updated 2024-02-03T05:06:04Z
DairiJalan RusakPupuk Subsidi

Bupati Dairi Jawab Keluhan Permasalahan Pupuk Subsidi di Tanah Pinem

Bupati Dairi tanya jawab dengan warga. (Foto/Dok. Kominfo Dairi).

DAIRI, Tanah Pinem - nduma.id


23 Februari 2024, Dairi - Hari itu tepatnya Rabu (31/1/2024), 


Bupati Dairi Dr. Eddy Keleng Ate Berutu mengunjungi Desa Lau Njuhar I, Kecamatan Tanah Pinem bersama rombongan teknisnya, Rabu 31 Januari 2024.


Kunjungan ini menjadi ajang bagi warga masyarakat untuk menyampaikan keluhan dan saran yang dianggap penting bagi perkembangan pembangunan wilayah mereka.


Dalam sesi tanya jawab dengan masyarakat setempat, keluhan yang disampaikan oleh salah seorang masyarakat terkait permasalahan infrastruktur dan pupuk subsisi. 


Menanggapi keluhan tersebut, Bupati Dairi menjawab bahwa Pemerintah Kabupaten Dairi akan segera menindaklanjuti hal tersebut.


Warga mengadu karena Eddy di nilai sebagai pemimpin yang dikenal oleh warga setempat sebagai figur yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat diwilayahnya.


Dalam penjelasan lebih lanjut, Bupati Dairi menjelaskan bahwa pemerintah daerah Kabupaten Dairi telah menargetkan perbaikan 7 jurusan jalan di Kecamatan Tanah Pinem.


Termasuk peningkatan jalan jurusan Liang Jering-Alur Subur (link 300) dan peningkatan jalan jurusan Namo Sanggar-Liang Jering-Siudang Udang (link 136) yang memang bersinggungan langsung dengan Desa Lau Njuhar I.


"Keluhan tentang jalan rusak dan pupuk subsidi sering kali kami dengar, tidak hanya di Lau Njuhar I. Maka dari itu, terkait infrastruktur, kami sudah menargetkan perbaikan 7 jurusan jalan di Tanah Pinem,' katanya.


Terkait permasalahan pupuk subsidi, Bupati Dairi menjelaskan bahwa kondisi semacam itu bukan hanya terjadi di Dairi, melainkan juga di seluruh Indonesia. 


Namun, pihak Pemerintah Kabupaten Dairi selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan petani dengan menambah jumlah kuota setiap tahunnya. 


"Saya mencatat setidaknya ada 3 faktor penyebab kuota pupuk bersubsidi tidak mempu mengcover seluruh kebutuhan petani," ujar Bupati.


Pertama dikarenakan bahan utama pembuat pupuk itu masih harus impor dari luar negeri.


Kedua karena peningkatan permintaan pupuk bersubsidi jauh lebih besar dari produksinya.


Ketiga karena keterbatasan anggaran pemerintah yang tidak mampu mengcover seluruh permintaan petani. 


Meskipun demikian, Aro, seorang masyarakat setempat lebih menyarankan agar masyarakat beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik demi kelestarian lingkungan dan kesehatan tanah.


Dalam penjelasannya, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Robot Manullang juga mengingatkan masyarakat agar tidak mengeluh tentang proses penebusan pupuk dari kios. 


Sesuai aturan dari Kementerian Pertanian, tidak boleh ada ketua kelompok yang terlalu dominan untuk menebus pupuk.


Penulis : Rudi

Editor : Son