![]() |
Foto bersama usai kegiatan di Vife Cafe, Sabtu 10 Mei 2025. (Foto/ Ari). |
Pematangsiantar - nduma.id
Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (DPC PIKI) Kota Pematangsiantar menggelar pertemuan strategis bersama Dewan Pakar dan Dewan Penasehat PIKI guna merumuskan langkah konkret dalam menjawab berbagai persoalan yang melingkupi kota diadakan di Vife Cafe. Sabtu 10 Mei 2025.
Pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana penuh keprihatinan dan semangat kolaborasi, membahas tantangan yang terjadi di sektor pendidikan, lingkungan hidup, peran gereja, hingga sinergi dengan pemerintahan kota.
Ketua DPC PIKI Pematangsiantar, Basrin Aritama Nababan, menegaskan peran dewan pakar dan penasehat sangat penting dalam membentuk arah kebijakan dan program kerja organisasi.
Menurutnya, PIKI tidak boleh berdiri di menara gading, melainkan harus membumi, menyatu dengan realitas yang dihadapi masyarakat Siantar.
“Kami butuh sumbangsih pemikiran dari para dewan pemikir dan dewan penasehat. Gagasan mereka sangat penting agar program kerja kami tidak mengawang, melainkan selaras dengan kondisi dan kebutuhan nyata di Pematangsiantar,” kata Basrin tegas.
Basrin menambahkan, PIKI tengah merancang sejumlah agenda nyata, termasuk mengadakan diskusi publik dengan tema besar Pematangsiantar Dulu dan Sekarang, yang akan mengulas secara mendalam peran pemerintah terhadap gereja serta pembangunan kota secara umum.
“Diskusi publik ini akan menjadi ruang refleksi sekaligus kritik membangun. Kita ingin tahu bagaimana relasi gereja dan pemerintah dari masa ke masa, dan apa kontribusi yang seharusnya diberikan gereja ke depan. Begitu pula sebaliknya, bagaimana pemerintah mendukung gereja secara adil dan strategis,” jelas Basrin.
Dalam diskusi bersama para dewan pakar, isu pendidikan mendapat sorotan tajam.
Banyaknya generasi muda yang belum mendapat akses pendidikan bermutu menjadi kekhawatiran tersendiri.
PIKI menilai, peningkatan kualitas SDM harus menjadi prioritas bersama, terutama dalam mendorong pendidikan karakter yang kuat dan cinta lingkungan.
“Isu lingkungan pun tidak luput dari perhatian. Masalah sampah, kualitas udara, dan hilangnya ruang hijau di kota menjadi sorotan dalam rembuk ini. PIKI mendorong adanya pendekatan berbasis komunitas dalam penanganan lingkungan, serta kolaborasi antara gereja dan sekolah dalam mendidik masyarakat mencintai alam,” ungkap basrin.
Ketua Dewan Penasehat PIKI Pematangsiantar, Dr. Sarmedi Purba, memberikan masukan strategis terkait peran ekonomi yang bisa diambil PIKI.
Ia berharap agar PIKI tidak hanya bergerak dalam bidang intelektual dan moral, namun juga bisa aktif memberi usulan kepada pemerintah kota untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.
“PIKI harus jadi mitra strategis pemerintah. Kami bisa bantu menyusun ide, solusi dan kebijakan untuk mendongkrak pendapatan kota. Salah satunya dengan mendorong penambahan hotel berbintang tiga dan empat di kota ini,” kata Sarmedi.
Menurutnya, minimnya fasilitas akomodasi berbintang menjadi salah satu penyebab rendahnya daya saing Pematangsiantar sebagai kota tujuan wisata dan kegiatan berskala nasional.
“Jika sektor pariwisata dan pelayanan meningkat, maka dampak ekonominya akan langsung dirasakan masyarakat,” terang Sarmedi.
Basrin mengungkapkan PIKI juga didorong agar menjadi kekuatan moral yang membantu pemerintah menjalankan pembangunan yang adil dan berorientasi pada kepentingan rakyat.
Dari pertemuan ini, lahir berbagai usulan strategis yang akan dirumuskan menjadi rekomendasi resmi dan disampaikan dalam waktu dekat kepada Pemkot Siantar.
“Rembuk bareng yang dilakukan DPC PIKI bersama Dewan Pakar dan Penasehat ini menjadi titik awal yang kuat dalam membentuk gerakan intelektual yang relevan dan solutif. Tidak sekadar diskusi wacana, namun diarahkan pada langkah-langkah implementatif yang mampu memberikan dampak nyata bagi Pematangsiantar. Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian terhadap kota, PIKI Pematangsiantar siap mengawal masa depan kota ini menuju arah yang lebih baik lebih bersih, berpendidikan, adil, dan makmur secara ekonomi,” pungkas Basrin.
Penulis : Ari
Redaktur : Rudi