Pasaribu

Pasaribu
Rabu, 04 Juni 2025, 18:15 WIB
Last Updated 2025-06-04T11:24:49Z
DairiDemonstrasiMahasiwa

Bentuk Kekecewaan, Mahasiswa Demonstrasi Kritisi 100 Hari Kinerja Bupati Dairi

Petugas Satpol PP menghalau mahasiswa yang akan masuk ke gedung kantor Bupati Dairi. (Foto/Rudi).

Dari - nduma.id


Sepuluh pemuda dari  Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Dairi menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Bupati Dairi. Rabu 4 Juni 2025.


Aksi mereka ini dikatakan bentuk kekecewaan atas 100 hari kinerja kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Dairi Vickner Sinaga dan Wahyu Sagala.


Aksi yang di mulai pukul 10.00 WIB itu diwarnai dengan membentang poster dan orasi.


“Presiden Soekarno berkata, beri aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia,” kata Andi Silalahi, Ketua DPC GMNI Kabupaten Dairi berorasi.


Dalam orasinya Andi mengatakan, program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Dairi dinilai tidak menjalankan visi dan misinya saat berkampanye pada Pilkada lalu.


Aksi demonstrasi sempat panas karena setelah 1 jam berorasi tak satupun dari perwakilan pemerintah Kabupaten Dairi menemui masa.


Merasa tak di tanggapi, dari luar gedung, mereka masuk ke halaman gedung.


Namun saat akan masuk ke dalam gedung aksi mereka di halau oleh petugas Satpol PP.


"Kami menemukan tidak ada keadilan, hari ini bulan lahirnya Pancasila, kita nyatakan kinerja mereka stunting. Kita nyatakan gagal," sebut Andi.


Andi pun memimpin aksi teatrikal di halaman gedung.


Cairan berwarna merah di tuang ke lantai, menyusul menabur kembang sebagai bentuk matinya demokrasi.


“Matinya keadilan, matinya hati nurani pejabat, berbangsa dan bernegara saat ini,” ujar Andi sambil menabur kembang.


Tak lama Sekda Kabupaten Dairi, Surung Charles  Bantjin keluar menemui masa aksi.


“Kami sangat berterima kasih atas saran dan masukan kepada pemerintah. Sempurna tentu tidak. Jauh sekali dari sempurna. Dan apakah 100 hari itu menjadi indikator, tentu tidak,” kata Charles menjawab mahasiswa.


Dikatakan program Pemerintah Dairi saat ini dengan konsep gotong royong.


Apalagi dengan kondisi Pemkab Dairi atas instruksi presiden yang mengalami efisiensi anggaran.


“Jadi kita menggali supaya hak-hak masyarakat bisa kita galakkan dari desa. Perencanaan dari pusat ke daerah harus bersinergi. Program kita adalah secara bersama-sama bergotong royong. Salah satunya pembentuk koperasi desa. Ini bisa berjalan dengan kita bergandengan tangan,” sebut Carles.


Aksi itu juga sempat menyinggung terkait video oknum ASN yang berjoget joget di kantor bupati.


Mahasiswa meminta agar Bupati Dairi mengklarifikasi video itu.


“Kalau itu saya salah karena luput dari pantauan saya. Saya minta maaf,” tukas Sekda.


Aksi demonstrasi itu dipimpin oleh Rahmat Bintang dan Riski Nasution sebagai koordinator aksi.


Mahasiswa membubarkan diri setelah menyerahkan catatan 10 tuntutan kepada Pemkab Dairi.


Diantaranya, pembangunan yang dilakukan Pemkab Dairi sifatnya harus memperhatikan karakteristik lingkungan agar dapat dimanfaatkan dan diberdayakan masyarakat produktif dan merata, peningkatan SDM, bertindak tegas kepada oknum-oknum yang tidak menjalankan profesional kerja ASN, harga komoditas pertanian bisa dijamin, Pemerintahan Dairi fokus terhadap peningkatan ruang lapangan pekerjaan, Pemkab Dairi berfokus dan memperhatikan skill pemuda, pemudi, siswa maupun mahasiswa, Pemkab Dairi agar memperhatikan kawasan-kawasan wisata Kabupaten Dairi agar bisa meningkatkan PAD sebagai peningkatan ekonomi di lingkungan wisata dan memunculkan daya tarik dan ciri khas Kabupaten Dairi. 


Kemudian Pemkab Dairi diminta untuk membuat kegiatan-kegiatan sosialisasi terkait kerawanan kriminalitas kenakalan remaja, yang memicu terganggunya ketertiban dan kenyamanan masyarakat, dengan tujuan dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 


Penulis : Rudi

Redaktur : Son