SMSI

SMSI
Senin, 30 Juni 2025, 19:10 WIB
Last Updated 2025-06-30T12:10:51Z
Air bersihDairiKemarau

Kemarau Panjang Warga Dairi Sulit Air Bersih

Wahlin Munte ditut PDAM Tirta Nciho. (Foto/Dody).

Dairi - nduma.id


Sudah sepekan lebih masyarakat Kabupaten Dairi kesulitan memperoleh air bersih.


Menurut Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Lae Nciho, Wahlin Munte, hal ini disebabkan oleh musim kemarau yang melanda Kabupaten Dairi sekitar 4 pekan lebih.


"Bahwa sekarang kita hadapi musim kemarau ya. Sudah empat minggu lebih tak hujan-hujan," kata Wahlin Munte saat ditemui di kantornya, Senin, (30/6/2025).


Menurutnya akibat dari musim kemarau ini, sejumlah Bak Reservoir (Bak Penampungan Air) yang dikelola oleh Perumda Lae Nciho mengalami penurunan Debit Air.


Kabupaten Dairi sendiri menurutnya mengandalkan sumber air baku dari air permukaan.


"Artinya apa, berarti sungai-sungai kecil. Ga ada sungai yang besar," terangnya.


Menurutnya, Perumda Air Minum Lae Nciho mengelola 4 sumber mata air, yakni mata air Laembulan, Sitio-tio, Lae Cimberah, serta Lae Nuaha.


Dan saat ini ke-4 mata air tersebut rata-rata mengalami pengurangan debit air sebanyak 40% dari biasanya.


Adapun sumber mata air Lae Nuaha mengalami pengurangan debit air paling parah, sekitar 50%.


"Nah, yang paling parah berkurang sekarang adalah Lae Nuaha," kata Wahlin.


Dikarenakan berkurangnya debit air, ia berharap kepada pelanggan untuk menggunakan air secukupnya. 


Supaya pelanggan menutup kran air setelah selesai digunakan.


"Kalau sudah selesai dipakai ditutuplah, jangan sampai terbuang. Itu maksudnya untuk mengirit air," ujarnya.


"Bukan berarti kebutuhan dasar dikurangi, bukan," tegas Wahlin.


Wahlin juga menyampaikan, jika kemarau masih berlanjut, pihaknya akan melakukan sistem bergilir ke semua pelanggan.


Hal itu dilakukan untuk menjamin kebutuhan air semua pelanggan terpenuhi.


Ia juga berharap agar pelanggan bersabar, sembari menunggu musim penghujan.


"Maka pelanggan kita, kita harapkan juga bersabar. Menggunakan air sesuai dengan kebutuhan, seirit mungkin," ucap Wahlin Munte.


Menurutnya krisis air di Kabupaten Dairi juga disebabkan karena berkurangnya sumber air resapan.


Hal itu katanya disebabkan oleh banyaknya penebangan hutan.


"Jadi tentunya kantong-kantong air, itu pasti hutan. Kalau kita lihat hutan kita di Dairi ini banyak yang sudah gundul," ujarnya.


Menurutnya saat ini ada 3 daerah pelayanan mereka yang mengalami krisis air paling parah yang diakibatkan penggundulan hutan.


Yakni Kecamatan Lae Parira, Kecamatan Tigalingga, dan Kecamatan Tanah Pinem.


"Daerah ini, kita lihat juga, hampir 60% hutannya sudah gundul, atau rusak," kata Wahlin.


"Harapan kami dari pengelola air minum, berhentilah menebang pohon," tegasnya.


Menurutnya, Perusahaan Umum Daerah Air Minum Lae Nciho selalu berupaya semaksimal mungkin untuk melayani pelanggan.


"Kami selalu berupaya semaksimal mungkin, sedaya upaya kami, sedaya mampu kami, untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan kita," tandas Direktur Perumda Air Minum Lae Nciho itu


Penulis : Dody

Redaktur : Rudi