![]() |
Kepala SD Plus Ark School, Sherly Kristina Simbolon menunjukkan buku yang di keluhkan. (Foto/Rudi). |
Dairi - nduma.id
Klarifikasi ini disampaikan dalam konferensi pers di sekolah itu di jalan Ahmad Yani No 50-52 Batang Beruh Sidikalang Kabupaten Dairi. Selasa 9 September 2025.
Kepala SD Plus Ark School, Sherly Kristina Simbolon menjelaskan duduk persoalan.
Ia didampingi Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi, Mariady Harsoyo Simanjorang, Kabid Pembinaan SD Viddon Rajagukguk, Ketua Yayasan Wandi Tambunan, serta perwakilan guru dan perwakilan orang tua siswa.
Katanya tudingan bermula dari unggahan akun salah satu orang tua siswa yang mengeluhkan perlakuan sekolah terhadap anaknya yang menggunakan buku bekas kakaknya.
"Harapan pertemuan ini bisa mengklarifikasi terkait apa yang sedang terjadi," katanya.
Sherly Kristina Simbolon menjelaskan ada seorang ibu yang punya 2 anak bersekolah di sekolah itu.
Kemudian si anak memakai buku kakaknya, yang di nilai kondisi sudah tidak layak karena bertipe X.
"Seperti inilah buku itu. Jadi ada pelajaran yang jawabannya langsung di isi di buku ini," ujar Sherly menunjukkan contoh buku.
Menurutnya si anak dinilai terkesan minder karena memakai buku bekas dari kakaknya yang bertipe X, jawaban pelajaran terpaksa menimpa.
"Anak ini tidak semangat belajar karena kondisi buku dari abangnya di tipe x. Sehingga tidak semangat, bahkan malu-malu untuk mengantarkan pekerjaannya ke depan," tandas Sherly.
Karena itu pihak sekolah menyarankan kepada orang tua utuk membeli buku baru.
"Anak-anak harus punya buku, itu kami sampaikan kepada orangtua siswa," tandasnya.
Pihak sekolah telah berupaya berkomunikasi dengan orang tua siswa yang bersangkutan untuk mencari solusi, namun tidak ada respons.
"Dia gak semangat belajar kalau ibu kesulitan dengan biaya bicarakan ke sekolah biar di carikan solusinya," ucap Sharly menjelaskan.
"Kami bingung di mana letak intimidasi dan ancamannya. Jika anak terintimidasi, tentu dia tidak mau datang ke sekolah," tegas Sherly.
Sherly juga mengungkapkan bahwa sekolah sering memberikan keringanan biaya kepada siswa kurang mampu.
Bahkan, ada siswa yang hampir pindah karena orang tua tidak sanggup biaya, namun pihak sekolah memberikan solusi agar tetap bisa bersekolah
Sherly Kristina Simbolon juga menjelaskan bahwa pihak sekolah selalu memberikan ruang dengan mengajak orang tua berdiskusi terkait giat sekolah.
"Sejak berdiri enam tahun lalu, kami selalu mengajak orang tua rapat di awal tahun untuk membahas aturan sekolah," ujar Sherly.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi, Mariady Harsoyo Simanjorang, berharap kejadian ini tidak terulang dan mendorong Ark School untuk terus meningkatkan komunikasi dengan orang tua siswa.
"Ark School sebagai sekolah mandiri memiliki aturan sendiri. Namun, komunikasi dengan orang tua siswa tetap penting," kata Mariady.
Pihak sekolah diharapkan lebih sering mengundang orang tua siswa dalam pertemuan rutin untuk membahas pendidikan di sekolah.
Mariady menambahkan, pemerintah menyiapkan sekolah negeri bagi yang tidak mampu di swasta untuk mengurangi angka putus sekolah.
Ark School juga diharapkan, informasi penting dari sekolah dapat disampaikan ke media agar orang tua tidak asal menyampaikan pendapat di media sosial.
"Kami dari Dinas Pendidikan menampung anak didik kita khususnya di sekolah negeri, tapi kalau memang kita mampu silakan ke swasta sesuai dengan undang-undang Sisdiknas," ujarnya.
Sekolah swasta diberikan kewenangan mengatur aturan yang berlaku.
Dinas Pendidikan terbuka terhadap informasi terkait pendidikan dan siap menjawab pertanyaan dari media, meskipun terkadang ada keterlambatan balasan karena kesibukan.
Ketua Yayasan Wandi Tambunan bersyukur klarifikasi berjalan baik dengan menghasilkan titik temu atas miskomunikasi yang terjadi.
"Kami tidak mau terbawa emosional. Kami orang pendidikan malu. Kami ingin menampung, memfilter, mengklarifikasi, dan menyelesaikan sebaik mungkin," ujarnya.
Ia menambahkan, dirinya tidak ingin ada yang menang atau kalah, tetapi mencari solusi.
Wandi, yang telah berkecimpung di dunia pendidikan sejak 2004, memahami betul apa yang dikerjakannya.
Ia berterima kasih atas kehadiran semua pihak dan menjadikan peristiwa ini sebagai pengingat.
"Yang saya mau adalah solusi. Saya tidak ingin menjatuhkan siapapun. kalau saat ini kami sedang diserang, kami akan dengar, kami akan tampung, kami akan pelajari dan kami akan atur waktu, akan sampaikan semuanya sebaik mungkin," tandasnya.
Penulis : Rudi
Redaktur : Son