SMSI

SMSI
Kamis, 08 September 2022, 13:54 WIB
Last Updated 2022-09-08T07:06:33Z
BBM NaikDaerahMahasiswa

Bemsi Sumut Tolak Keras Kenaikan BBM

Diskusi ilmiah Bemsi Sumut. (Foto/Dadong).

Medan - nduma.id

Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (Bemsi) Sumatera Utara menolak kenaikan harga BBM. 

Chalil Gibran, Koordinator BEM seluruh Indonesia Daerah Sumut menegaskan mereka menolak keras kenaikan tersebut. 

Ini di katakan usai acara Diskusi Ilmiah dan Forum Group Discusion (FGD) dalam rangka penyesuaian harga BBM.

"Bemsi Sumut menolak dengan kenaikan harga BBM ini," katanya, Rabu (7/7/2022). 

FGD dengan tema 'Dampak Kenaikan BBM Terhadap Masyarakat" ini menghadirkan narasumber di antaranya pengamat ekonomi Gunawan Benjamin, perwakilan Pertamina regional I Sumbagut, Agus Setiawan, Pengamat Ekonomi dan Dosen Fakultas Ekonomi USU, Coki Ahmad Sahwier dan perwakilan Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara

FGD juga bertujuan untuk mencerdaskan secara kajian melakukan langkah taktis lainnya.

"Artinya kita melihat saat ini kisruhnya negara ini dengan kebijakan publik kita memerlukan pola pikir yang cerdas untuk menyatukan gagasan yang kongkrit yang tidak terkontaminasi dengan pergerakan," ucapnya. 

Selepas kegiatan itu mereka menkonsolidasikan kawan-kawan di aliansi Bemsi Sumut untuk melakukan langkah-langkah lainnya dan akan memperdalam kajian mereka.

"Pada saat ini kami melihat masyarakat sudah turun ke jalan. Mungkin kami dalam waktu singkat akan melakukan langkah-langkah lainnya," ucapnya. 

Sementara, Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin menjelaskan pada dasarnya kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM ini sudah membuat masyarakat memiliki resistensi artinya banyak yang menolak. 

"Tapi kita tidak bisa mengabaikan bahwasanya kita punya ancaman yang lebih serius kalau BBM tidak dinaikkan salah satunya potensi pelemahan mata uang rupiah dan tekanan inflasi yang lebih besar. Ini yang perlu dipahami oleh mahasiswa," jelasnya. 

Dengan kenaikan BBM, Gunawan berharap Pertamina bisa berinovasi untuk pendistribusian BBM. 

"Kita melihat banyak masyarakat menengah keatas yang menikmati BBM subsidi tersebut dan ini lebih dari 60 persen. Ini yang sebenarnya menjadi kendala utama," tungkasnya. (Raden).