Demokrat

Demokrat

Domian

Domian

Wahyu Sagala

Wahyu Sagala
Senin, 05 September 2022, 11:51 WIB
Last Updated 2022-12-08T07:14:54Z
AdvertorialArtikelDairiDemam BerdarahDinas Kesehatan

Semangat Saling Peduli Berantas DBD di Kabupaten Dairi

Petugas puskesmas sosialisasi kepada masyarakat. (Foto/Istimewa)

DAIRI, Sidikalang  – nduma.id


Penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD tak bisa dianggap enteng. 

 

Bila tidak ditangani secara tepat bisa berakhir dengan kematian. 

 

Karena itu sebagai wujud visi misi Kabupaten Dairi yang Unggul di bidang Kesehatan, Pemerintah Kabupaten Dairi melalui Dinas Kesehatan memberikan perhatian serius dengan penyakit ini. 


Upaya pencegahan pun kerap dilakukan setiap tahun, mengerahkan jaringan Puskesmas dan Pustu sampai ke pelosok desa.


Kepala dinas Kesehatan Kabupaten Dairi, dr. Hendri Manik menilai, pemerintah hanya bisa melakukan upaya pencegahan dengan sosialisasi dan pertolongan kepada pasien DBD, kunci keberhasilannya adalah pada masyarakat yang saling peduli.


Untuk itu, kesadaran menjaga lingkungan yang sehat dan bersih dari sarang nyamuk Aedes Aegypti menjadi salah satu solusinya.


“Kasus ini memang masih rendah, tapi harus kita waspadai,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi, dr. Henry Manik, Jumat (3/9/2022).


Demam berdarah Dengue (DBD) dikatakan penyakit yang di sebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. 


Virus Dengue ini menyerang sistem peredaran darah manusia.


Tahun ini sampai Agustus  2022, kasus DBD di Kabupaten Dairi tercatat menyerang 50 orang yang tersebar di 11 puskesmas, 29 orang diantaranya merupakan berjenis kelamin perempuan.


Sedangkan pada tahun 2021 lalu, kasus ini terdata lebih rendah dengan 28 kasus yang tersebar di 6 Puskesmas, 2 diantaranya merupakan wanita.


Karena itu, program sosialisasi pencegahan gencar di lakukan melalui jaringan petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi, baik melalui selebaran ataupun langsung.


Seperti, himbauan melakukan 3 M kepada masyarakat, menguras bak kamar mandi minimal seminggu sekali, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas


Kemudian himbauan pencegahan lainnya juga dilakukan, seperti menggunakan kelambu saat tidur, menyemprotkan obat pembasmi nyamuk atau serangga, tidak menggantung baju terlalu lama, fogging, menggunakan lotion anti nyamuk, dan menghindari bepergian ke daerah Endemis DBD.


“Sejauh ini petugas kita maksimal mensosialisasikan ini,” Sebut dr. Hendrik Manik.


Dia menjelaskan penderita DBD akan mengalami 3 Fase.


Karena itu masyarakat juga harus memahami fase ini sehingga antisipasi bisa di lakukan dengan langsung memeriksakan diri kepada petugas medis.


Di hari pertama sampai hari ke 3 penderita akan mengalami kondisi demam tinggi sampai 40 °C, sakit sekitar bola mata, mual dan muntah. Pada Fase ini dianjurkan untuk banyak minum air putih.  


Fase kritis di hari ke 4 sampai hari ke 5, disebut dengan Fase “pengecoh” ditandai penurunan suhu tubuh sampai 37 °C. Pada Fase ini apabila tidak mendapatkan pengobatan, trombosit akan terus menurun secara drastis, dan pendarahan yang tidak disadari atau kebocoran pembuluh darah. 


Fase penyembuhan, di hari ke 6 sampai ke 7. Pada Fase ini penderita akan kembali merasakan demam, trombosit akan kembali naik dan peningkatan nafsu makan. 


“Kenali fase-fase ini,” Sebut dr. Hendrik.


Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi melakukan voging. (Foto/Istimewa)

Upaya Pencegahan Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi


Karena itu untuk pencegahan, Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi memiliki tips yang selalu di sosialisasikan, seperti :


Melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah masing-masing dan lingkungan sekitar.


Melakukan gerakan PSN dan 3 M plus, minimal 1 Minggu sekali.


Menggunakan lotion anti nyamuk atau lakukan penyemprotan nyamuk di dalam rumah serta manfaatkan teknologi tepat guna larvitrop.


Mengaktifkan kembali gerakan satu rumah satu Jumantik sebagai pemantau jentik, dan segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat apabila timbul gejala DBD.


Memantau keluarga yang terkena DBD sejauh mana kondisi kesehatan terkini dan diberikan penyuluhan terkait kebersihan lingkungan dan pencegahan demam berdarah melalui 3M Plus.


Di beberapa wilyah di Kabupaten Dairi juga di lakukan Foging yang di laksanakan puskesmas.


Sejauh ini sosialisasi pencegahan demam berdarah ini di nilai maksimal.

Diagram kasus DBD di Kabupaten Dairi tahun 2022. (Foto / Diagram) 

Perlu Kesadaran Dari Masyarakat


Di Kabupaten Dairi Kecamatan Sidikalang menjadi salah satu daerah endemis DBD di banding 14 kecamatan lainnya.


Data sampai dengan Juli 2022, tercatat desa Huta Rakyat terbanyak dengan 20 kasus di ikuti kelurahan Batang Beruh sebanyak 13 kasus.


Daerah ini kerap menjadi perhatian Pemerintah, khusunya di musim kemarau dimana nyamuk berkembang biak.


Apalagi daerah padat penduduk, karena itu sosialisasi pencegahan lebih maksimal di daerah ini.


Kepala dinas Kesehatan Kabupaten Dairi mengajak masyarakat agar tidak panik dengan Demam Berdarah Dengue, kuncinya adalah kesadaran masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungannya.


Nyamuk Aedes Aegypti. (Foto/Istimewa)

Kenali Nyamuk Aedes Aegypti


Terdapat 4 virus Dengue, yaitu virus Den-1, Den -2, Den-3 dan Den-4.


Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti adalah memiliki bentuk relatif kecil, adanya corak loreng-loreng putih dan hitam pada kaki dan bagian tubuh lainnya, menggigit atau menghisap darah manusia pada pagi dan sore hari, senang hinggap pada pakaian yang di gantung.


Biasanya nyamuk ini beraktifitas pada pagi hari sekitar jam 09.00 WIB sampai jam 10.00 WIB, kemudian pada sore hari sekitar jam 15.00 WIB sampai jam 17.00 WIB.


Penyakit DBD dipengaruhi dengan kondisi lingkungan. 


Pada saat musim hujan populasi nyamuk bertambah banyak karena dengan adanya genangan air di lingkungan sekitar. 


Genangan air menyebabkan telur nyamuk yang mengering saat musim kemarau berkembang menjadi jentik atau larva selanjutnya menjadi nyamuk dewasa.


Proses pembentukan dari mulai awal telur sampai dengan nyamuk dewasa membutuhkan waktu 8 sampai 10 hari.


Karena itu sasaran pemberantasan sarang nyamuk harus tepat dan fokus pada sasaran air yang tidak berhubungan langsung dengan tanah. 


Pemberantasan sarang nyamuk bukan dengan memotong pohon, bersih bersih rumput, menata bunga, dan lain lain, karena jentik tidak bersarang di rerumputan. 


“ Jadi jangan salah sasaran dalam melakukan Pemberantasan sarang nyamuk. Mari gotong royong jalankan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Untuk Kabupaten Dairi yang unggul di bidang Kesehatan,” tungkas kadis. 


Penulis : Rudi