Demokrat

Demokrat

Domian

Domian

Wahyu Sagala

Wahyu Sagala
Kamis, 20 Oktober 2022, 13:22 WIB
Last Updated 2022-10-22T06:24:49Z
Dinas KesehatanGagal GinjalKementerian KesehatanMedan

Dikes Sumut dan RSUP H Adam Malik Koordinasi Soal Gagal Ginjal Akut

Kadis Kesehatan Sumut, Ismail Lubis. (Foto/Istimewa)

Medan – nduma.id


Sebanyak 6 balita di Sumut meninggal akibat gagal ginjal akut.


Terkait itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara  berkoordinasi dengan RSUP H Adam Malik, Kota Medan untuk Melakukan langkah-langkah penanganan ke depan.


“Tapi, pastinya tadi saya sudah suruh dokter Sari minta laporan data RS Adam Malik,” sebut Kadis Kesehatan Sumut, Ismail Lubis kepada wartawan, Selasa (18/10).


Ismail mengungkapkan Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia belum mengetahui persis penyebab atau faktor terjadi ginjal akut dialami bayi dibawah lima tahun itu.


“Ini kan penyebabnya belum tau, katanya masalah obat, makan obat kan. Karena, semua obat itu cucinya kan di ginjal pembersihan. Tapi ini, belum pasti masih dianalisa, makanya itu,” sebut Ismail.


Ismail mengatakan berdasarkan data Kemenkes bahwa penyakit ginjal akut usia 18 tahun ke bawah.


Namun, fakta ditemukan balita berusia 1 hingga 5 tahun.


Sedang kita analisa, tadi saya arahkan tim kita mengambil By name by address kita analisa, apa penyebabnya,” jelas Ismail.


Dari data tersebut, Ismail menjelaskan pihak Dinkes Sumut melakukan analisis untuk mengetahui lingkungan pasien ginjal akut meninggal dunia tersebut.


“Dari situ nanti bisa diketahui, misalnya apakah dia tinggal di lokasi tambang atau sebagainya. Itu kan kita belum tau, Kita saat ini kita sedang mencari tau juga,” kata Ismail.


Sebelumnya Dinkes Sumut dan RSUP H Adam Malik, Kota Medan tidak berkoordinasi.


Sehingga Ismail baru mengetahui ada 6 balita dirawat karena sakit ginjal akut meninggal dunia di rumah sakit milik Kementerian Kesehatan RI itu.


“Karena, saya juga baru dapat info satu atau dua hari ini. Karena RSUP H Adam Malik sendiri tidak melaporkan ini ke Dinkes Sumut,” tutur Ismail.


Ismail juga mengingatkan orang tua, bila anaknya sakit jangan terus diberikan antibiotik atau semacam obat penurun panas. Namun, harus terlebih dahulu harus konsultasi olah ke dokter atau tenaga kesehatan.


“Mengkonsumsi obat itu, kalau kita tahu itu karena obat, mengkonsumsi obat itu harus pakai aturan, resep dokter, bukan sembarang makan obat, kalau memang itu karena pengaruh obat. Kedua, ketika kita mengkonsumsi obat. Obat itu punya kristal, setelah dikonsumsi maka banyak lah minum, setelah mengkonsumsi. Itu aja hal-hal dasar yang sudah kita edukasi,” tutur Ismail. (**).