SMSI

SMSI
Rabu, 22 Maret 2023, 09:52 WIB
Last Updated 2023-03-22T03:26:08Z
DairiDialog Publik RSUD SidikalangGaja Mada

Sempat di Kabarkan Gagal, Dialog Publik Gaja Mada Soal RSUD Sidikalang Lancar

Para narasumber di dialog Publik Gaja Mada. (Foto/Istimewa).

DAIRI, Sidikalang - nduma.id


Meski sempat di informasikan akan gagal, acara Dialog Publik yang di gelar Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Jaringan Masyarakat Dairi (Gaja Mada) berjalan lancar, Selasa 21 Maret 2023.


Dialog itu di gelar di Poda Caffe Sidikalang, Kabupaten Dairi Sumatera Utara mengangkat thema 'Kematian Bayi dalam Kandungan di RSUD Sidikalang,' dan Sub Thema, pandangan masyarakat Dairi terhadap RSUD Sidikalang.


Ketua Umum Gaja Mada, Markus Purba membenarkan seyogyanya dialog itu di jadwal 2 pekan lalu tapi terpaksa di undur karena ada permintaan dari salah satu narasumber.


" Harusnya ini sudah terlaksana 2 Minggu lalu. Tapi Pemerintah Dairi minta undur waktu untuk hadir. Kita undurkan. Karena harapan kita untuk mendapatkan satu dialog yang baik," kata Markus Purba.


Pun demikian meski acara sudah di undur perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Dairi atau RSUD Sidikalang katanya tetap tak bisa menghadiri.


"Jadi hari ini pemerintah Kabupaten Dairi sangat mengecewakan," ujar Markus.


Markus juga menyebut ada upaya untuk menggagalkan dialog itu, dan upaya ini yang membuat pihaknya miris. 


Padahal katanya thema itu muncul karena ada pemerhati yang terus menerus menyuarakan tentang kesehatan bayi, sehingga harapannya bisa memberikan solusi dan informasi yang benar tidak Hoax.


Dialog menghadirkan narasumber dari Ombudsman, Alfriyansah Unjung dari Komisi C DPRD Dairi, Senang Berampu dari AP2N, Eben Manik mewakili Lembaga Kebudayaan Pakpak, Robert Ginting ketua Pemuda Merga Silima  Kabupaten Dairi, dan Robinson Simbolon penggiat media sosial.


Sedangkan perwakilan dari  Pemerintah Kabupaten. Dairi berhalangan hadir.


"Kalau itok Delvi Masdiana Ujung tidak bisa hadir karena ada kunjungan Ketua Golkar. Acara tidak mungkin kita undur lagi," sebut Markus.


Di acara itu perwakilan dari Ombudsman menyampaikan harapannya kepada semua stakeholder, badan pengawas RSUD Sidikalang dan elemen masyarakat agar masing-masing melakukan kerja di fungsinya untuk ke baikan.


"Semua stakeholder, semua badan pengawas dan masyarakat yang peduli agar bekerja di fungsinya masing-masing nanti kita bertemu di titik yang sama untuk kebaikan," kata perwakilan Ombudsman melalui teleconference.


Di acara itu Ombudsman juga menyampaikan saran dan rekomendasi kepada Gaja Mada.


Alfryansyah Ujung, Anggota DPRD Kabupaten Dairi dari Komisi C, membenarkan pihaknya sudah menjadwal  Rapat Dengar Pendapat terkait RSUD Sidikalang.


Politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu juga menepis kabar kalau DPRD diam terkait persoalan kematian bayi yang sudah viral.


"Kita tidak diam, kita masih terus bekerja. Karena kejadian rumah sakit yang berulang-ulang. Jadi tanggal 10 April 2023 kita Bamus, akan dilaksanakannya pansus rumah sakit. Kalau RDP kita tidak bisa meminta 1 keterangan saja," sebut Alfriansyah.


Sennang Berampu dari Aliansi Pemerhati Penggunaan Anggaran Negara (AP2N) menuturkan dialog itu seyogyanya di gelar sebagai tempat mencari solusi.


"Harapan kita dialog ini bisa menjadi tempat mencari solusi," sebutnya.


Eben Manik perwakilan dari Tokoh masyarakat mewakili Lembaga Kebudayaan Pakpak menilai dialog seperti itu penting untuk mencegah hoax.


"Saya berharap pemerintah Kabupaten Dairi lebih serius menangani kesehatan ini. Jangan ada kata kita kekurangan anggaran dalam menyiapkan peralatan - peralatan atau fasilitas fasilitas pendukung rumah sakit," ujarnya.


Sedangkan Robet Ginting ketua Pemuda Merga Silima (PMS) Kabupaten Dairi memaparkan konsep sebuah sistem yang sangat berantai, termasuk di rumah Sakit Umum Sidikalang.


"Sistem di rumah sakit itu sangat berantai. Jadi kalau sebuah sistem tentu masing-masing memiliki tanggung jawab yang berbeda," kata Robet.


Karena itu Robert menyarankan untuk sistem yang baik harus bisa  memetakan masalah yang ada di sistem. 


"Jadi saran saya rumuskan lah dulu masalah. Bagaimana kita mampu membangun rumah sakit kalau masalahnya kita tidak tau," tuturnya.


Terakhir, Robinson Simbolon dari penggiat media sosial menyinggung kurangnya dokter Obgin di RSUD Sidikalang dan mengomentari paparan keluarga pasien yang bayinya meninggal dalam kandungan.


"Saya kira kenapa bisa ini terjadi seperti yang di katakan bapak Nababan, ini bicara moral. Kedua kurangnya dokter Obgin. Kalau menurut saya itu semua bukan serta Merta kesalahan di Rumah Sakit Umum Sidikalang," tuturnya


Mantan wartawan di Surat Kabar Harian Batak Pos itu juga  menyesalkan ketidak hadiran dari Pemkab Dairi di acara Dialog. 


"Saran saya diskusi ini harus bisa di sampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Dairi," ujarnya.


Dialog berjalan tertib di warnai sesi tanya jawab dan pemberian tali asih kepada salah satu keluarga korban bayi meninggal di RSUD Sidikalang.


Penulis : Rudi

Editor : Gib