Demokrat

Demokrat

Wahyu Sagala

Wahyu Sagala

Halim Lumban Batu

Halim Lumban Batu
Selasa, 05 Desember 2023, 06:26 WIB
Last Updated 2023-12-04T23:26:44Z
KesehatanSiantarStunting

Yayasan Bhakti Tanoto MoU Tingkatan Kualitas Pendidikan Dasar dan Penurunan Stunting

Walikota Siantar membubuhkan tanda tangan MoU. (Foto/Ari).

SIANȚAR - nduma.id


Kota Pematang Siantar menjadi kabupaten/kota pertama di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang mendapat kesempatan untuk bekerja sama dengan Yayasan Bhakti Tanoto dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Dasar dan Upaya Percepatan Penurunan Stunting.


Penandatanganan kesepakatan bersama atau memorandum of understanding (MoU) dilakukan Wali Kota Pematang Siantar dr Susanti Dewayani SpA dan Director of Basic Education Yayasan Bhakti Tanoto Margaretha Ari Widowati secara daring, Senin 4 Desember 2023 pagi.


Selain itu, juga ditandatangani perjanjian kerja sama antara Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kota Pematang Siantar dengan Yayasan Bhakti Tanoto tentang Program Pendampingan Teknis Percepatan Penurunan Stunting di Kota Pematang Siantar.


Penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama tersebut berlangsung setelah pembukaan acara Evaluasi Hasil Tindak Lanjut Audit Kasus Stunting ke-2 Kota Pematang Siantar, di Ruang Serbaguna Pemko Pematang Siantar, Senin 4 Desember 2023 pagi.


dr Susanti sebelum membuka kegiatan evaluasi menerangkan, pencapaian target pembangunan kesehatan melalui upaya percepatan penurunan stunting merupakan salah satu investasi utama, dalam menyiapkan Generasi Emas 2045 melalui penguatan deteksi dini dan intervensi yang tepat, baik intervensi spesifik maupun sensitif, secara kolaboratif dan konvergen, dan diharapkan stunting dapat dicegah.


Pemerintah, katanya, di semua level administrasi dengan dukungan dari semua program dan sektor serta mitra dan stakeholders, sangat berkomitmen dalam upaya percepatan penurunan stunting.


Menurutnya, audit kasus stunting menjadi upaya yang sangat strategis dan penting dilakukan dalam penanggulangan stunting secara komprehensif, sebagai bagian dari monitoring dan evaluasi.


Dengan audit, diharapkan dapat menjadi pembelajaran di tiap level administrasi untuk penguatan dan konvergensi program, serta memastikan intervensi spesifik dan sensitif sampai pada sasaran.


"Saya yakin bila semua dilaksanakan secara optimal, target stunting 14 persen tahun 2024 secara nasional dan 8,96 persen untuk Kota Pematang Siantar dapat kita capai," katanya.


Pemko Pematang Siantar, lanjutnya, telah memiliki program atau terobosan untuk menurunkan angka stunting di tiap kelurahan dan telah memiliki regulasi, yaitu Program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) dan Bapak/Bunda Asuh Keluarga Beresiko Stunting (BAKRS), dan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang berada di setiap kelurahan.


Harapannya, lanjut dr Susanti, upaya pencegahan dan penurunan stunting di Kota Pematang Siantar dapat terwujud, sehingga prevalensi stunting dapat diturunkan, dalam rangka mewujudkan Pematang Siantar Sehat, Sejahtera, dan Berkualitas.


dr Susanti juga menyampaikan, dalam kesempatan tersebut dilakukan penandatanganan kerja sama dengan Yayasan Bhakti Tanoto dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kota Siantar.


Serta penyerahan bantuan dari Yayasan Baitul Maal (YBM) PT PLN (Persero) UPT Pematang Siantar kepada balita stunting.


"Terima kasih kepada Yayasan Bhakti Tanoto dan PT PLN. Di mana, Kota Pematang Siantar ditunjuk untuk menerima program kemanusiaan oleh Yayasan Bhakti Tanoto dan PT PLN. Semoga bantuan ini tidak berhenti di sini, namun terus berkesinambungan," harap dr Susanti.


Sementara itu, Director of Basic Education Yayasan Bhakti Tanoto Margaretha Ari Widowati secara zoom (daring) menyampaikan, Yayasan Bhakti Tanoto selama ini fokus di pendidikan. Pendidikan yang berkualitas, katanya, akan meningkatkan kesejahteraan.


Yayasan Bhakti Tanoto, kata Margaretha, ikut ambil bagian dalam percepatan penurunan stunting di Kota Pematang Siantar.


"Stunting membuat anak tidak tumbuh dan berkembang secara normal. Sehingga akan berpengaruh pada masa depannya," tukasnya.


Margaretha mengaku bersyukur bisa bekerja sama dengan Pemko Pematang Siantar yang wali kotanya fokus dengan kesehatan serta peduli dengan guru.

 

Masih kata Margaretha, Pematang Siantar menjadi kota/kabupaten pertama di Provinsi Sumut yang menandatangani MoU dengan Yayasan Bhakti Tanoto untuk penurunan angka stunting.


Semoga tercapai tujuan bersama, yakni menurunkan angka stunting di Kota Pematang Siantar menuju Indonesia Emas 2045 dan Pematang Siantar kota bebas stunting.


Sedangkan Manajer YBM PT PLN (Persero)  UPT Pematang Siantar Sugandhi, diwakili Asisten Manajer Donald Silitonga mengucapkan terima kasih kepada Pemko Pematang Siantar yang telah memberikan kesempatan kepada pihaknya untuk ikut andil dalam upaya penurunan stunting, dengan memberikan bantuan kepada balita yang mengalami stunting.


YBM, katanya, bukan hanya untuk stunting. Sebab selama ini telah banyak program bantuan kepada masyarakat di seluruh Indonesia, tepatnya sejak tahun 2006. YBM memiliki misi mengelola Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) serta wakaf di PT PLN secara amanah, profesional, transparan, dan sesuai syariah.


"Semoga program baik ini bermanfaat bagi yang membutuhkan," tandasnya.


Sebelumnya, Kepala Dinas PPKB Kota Pematang Siantar Hasudungan Hutajulu SH dalam laporannya menjelaskan, audit kasus stunting merupakan salah satu kegiatan prioritas pada rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting yang dilakukan secara berkesinambungan. Sehingga intervensi atau pencegahan dapat segera dilakukan agar kasus tidak semakin memburuk atau penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa sehingga kasus tidak berulang di satu wilayah.


Sasaran audit kasus, lanjutnya, dilaksanakan di empat kelurahan yang memiliki jumlah balita stunting tertinggi, yaitu Simarito, Kahean, Tomuan, dan Bah Kapul.


Selanjutnya dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama (MoU) antara Pemko Pematang Siantar dengan Yayasan Bhakti Tanoto tentang Peningkatan Kualitas Pendidikan Dasar dan Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Kota Pematang Siantar. Penandatanganan dilakukan oleh dr Susanti dan Margaretha Ari Widowati secara zoom.


Juga penandatanganan perjanjian kerja sama antara Dinas PPKB Kota Pematang Siantar dengan Yayasan Bhakti Tanoto tentang Program Pendampingan Teknis Percepatan Penurunan Stunting di Kota Pematang Siantar. Perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani Kepala Dinas PPKB Hasudungan Hutajulu SH dan Margaretha Ari Widowati.


Kemudian, penyerahan bingkisan bantuan program cegah stunting dari YBM PT PLN (Persero) UPT Pematang Siantar kepada balita stunting.


Hadir sebagai narasumber, dr SL Margaretha Gultom SpA, dr Robert SH Situmorang SpOG, ahli gizi Elly Marinta Damanik SKM, dan Theresia Anggreini Sintauli SPsi MPsi.


Turut hadir, Staf Ahli Wali Kota Bidang Pembangunan Dra Happy Oikumenis Daely, pimpinan OPD, camat, lurah, kepala puskesmas, IBI, Persagi, TP PKK, dan lainnya.


Penulis: Ari

Editor : Rudi