Siantar

Siantar

Tirta Nciho

Tirta Nciho
Kamis, 11 September 2025, 20:59 WIB
Last Updated 2025-09-11T14:02:38Z
DairiPDI PerjuanganPolitik

Kaderisasi Mulai Melenceng Dari Tujuan Partai, Benpa Nababan: Kelompok Marhaen Terpinggirkan

Tokoh PDI Perjuangan Kabupaten Dairi, Benpa Nababan. (Foto/Dody)

Dairi - nduma.id


Mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Dairi, Benpa Nababan menilai sistem pengkaderan di dalam tubuh PDI Perjuangan sudah banyak mengalami pergesaran.


Yang mana saat ini menurutnya posisi-posisi struktur organisasi kebanyakan diisi oleh orang-orang yang hanya memiliki uang tanpa idealisme yang jelas.


Hal itu katanya mulai terlihat sejak 10 tahun terakhir ini.


"Pengkaderan yang 10 tahun ini kan, kelompok-kelompok Marhaen ini tertinggal," ujar Benpa Nababan, Kamis (11/9/2025).


Ia mencontohkan ketika PDI Perjuangan mengalami persoalan beberapa waktu lalu, yang mana kala itu Sekjen Partai ditangkap oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), katanya saat itu tidak ada pergerakan dari kader-kader muda.


"Yang penangkapan Hasto misalnya, kan tidak ada lagi yang bergerak di jalan. Yang bergerak justru dr. Ribka Tjibtaning, Panda Nababan, mantan Sekjen dulu. Orang-orang tua semua kan? "Martir-martir" tua semua itu," ucapnya.


"Jadi di mana kader-kader ini?" imbuhnya.


Mantan Wakil Ketua DPRD Dairi 3 periode itu menilai hal itu sebagai bentuk kegagalan dalam pengkaderan di dalam tubuh Partai.


"Kelompok-kelompok Marhaenis ini terpinggirkan," terangnya.


Menurut Benpa saat ini partai gagal dalam pengkaderan arus bawah.


Ia juga menyesalkan penempatan orang-orang di dalam struktur organisasi saat ini, baik dari tingkat pusat sampai ke daerah, tidak ada lagi menempatkan orang-orang yang berjiwa Marhaen.


"Harapan kita dalam komposisi ini masuklah dalam struktur kepengurusan itu dari kelompok Marhaen, misalnya dari kelompok GMNI, Pospera (Pos Pengaduan Rakyat.red), ataupun Garda Banteng Perjuangan," tuturnya.


"Kalau saat ini kita lihat, yang mengisi posisi-posisi struktural itu kebanyakan dari kaum Kapitalis ataupun Borjuis, tanpa proses kaderisasi yang jelas. Hanya karena orang tuanya kaya, maka dimasukkanlah ke dalam kepengurusan," lanjutnya.


Apalagi katanya dalam tahun ini PDI akan melaksanakan kongres, mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah.


Ia menilai, dengan terpinggirnya kelompok-kelompok Marhaen ini maka hilang pula lah semangat awal dari berdirinya partai wong cilik itu.


"Saat Hasto ditahan, ada kader-kader PDI Perjuangan  yang memposting di medsos itu, sedang makan siang, sedang bergembira, segala macam. Jadi tidak satu rasa dia, tidak satu tubuh," ungkapnya.


Ia memandang selama 10 tahun PDI Perjuangan berkuasa, hampir tidak ada yang diperbuat kepada kelompok-kelompok Marhaenis, kelompok kaum papah ataupun kaum bawah.


Benpa kembali mengambil contoh hidup, Taufan Agung Ginting selaku pendiri partai dan juga anak dari tokoh Marhaenis sekalipun tidak masuk di dalam struktur kepengurusan.


"Dia bapaknya tokoh Marhaenis Sumatera Utara, Kakeknya kelompok Sukarnois, tapi tak masuk di kepengurusan DPD. Sampai sekarang dia ga masuk," jelasnya.


Ia menitipkan pesan kepada elit-elit partai, bahwasanya 10 tahun belakangan ini partai telah gagal dalam tujuannya memperjuangkan kaum-kaum Marhaenis.


Benpa menceritakan proses kaderisasi di masa lalu sangat ketat, tidak seperti saat ini.


"Kami dulu kader Madya namanya. Kader Madya itu untuk setingkat DPC dan DPD. Kami dulu ditempatkan di Tanjung Beringin, Langkat. Kita tinggal di rumah masyarakat yang bisa dikatakan kekurangan. Di situlah kita pelajari apa sebenarnya kebutuhan-kebutuhan masyarakat di kalangan bawah," ujarnya.


Pada masa sekarang ini, Benpa Nababan berharap ada perbaikan dalam proses pengkaderan di tubuh partai berlogo Banteng itu.


"Kita berharap ada proses perbaikan di dalam pengkaderan saat ini, agar kembali ke tujuan awal partai ini didirikan. Partai ini didirikan seyogianya untuk memperjuangkan rakyat kecil. Sehingga kaum-kaum Marhaenis itu mampu berkembang," pungkas tokoh PDI Perjuangan Dairi itu.


Penulis : Dody

Redaktur : Rudi